Rumah adat ini memiliki ciri khas penggunaan konstruksi yang kokoh pada bagian atasnya serta memiliki lengkung yang terpisah antara setiap ruangan.
Kelebihan dari rumah adat ini adalah sifatnya yang mampu meredam sebuah bencana gempa bumi.
Rumah adat Limasan sendiri di bangun dengan empat tiang utama. Bangunan tradisional ini memanfaatkan banyak elemen-elemen natural di dalamnya.
Terdapat beberapa jenis dari rumah adat limasan ini yakni Limasan Lambang Gantung, Limasan Lambing Sari, Limasan Lambang Teplok, Limasan Gajah Ngombe, Limasan Trajumas, Limasan Semar Tinandu, serta Limasan Lambang Gantung Rangka Kutuk Ngambang.
Rumah adat ini merupakan pengembangan dari Rumah Joglo dengan teras keliling. Ciri khasnya adalah dilengkapi dengan 36 saka atau tiang, di mana empat di antaranya merupakan saka guru atau tiang besar utama.
Sementara pada bagian atapnya, Rumah Joglo Sinom sendiri memiliki sisi yang kemudian dibagi ke dalam beberapa bagian dengan tiga tingkatan dengan satu bubungan.
Rumah Joglo Pangrawit memiliki ciri khas atap berbentuk kubah dengan lambang gantung. Pada setiap sudut Rumah Joglo Pangrawit, juga terdapat saka atau adanya tiang.
Pada area atap Rumah Joglo Mangkurat, terdapat tiga susunan tingkatan dengan kemiringan yang beragam atau berbeda-beda. Sementara itu, pada bagian tengah atap dari Rumah Joglo ini biasanya dibuat lebih tinggi.
Rumah Joglo Panggang Pe sebelumnya kerap difungsikan sebagai tempat tinggal serta warung. Selain itu, Rumah Joglo ini juga memiliki ciri empat hingga enam buah saka serta terbagi menjadi berbagai jenis, seperti Gedhang Salirang, Trajumas, Empyak Setangkep, Gedhang Setangkep, Barengan, dan Cere Gancet.
Baca Juga: 7 Rumah Adat Sumatera Barat dan Keunikannya: Artistik Banget!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.