Sonora.ID - Sebagai bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam, Indonesia memiliki beragam rumah adat atau rumah daerah yang mampu mewakili ciri-ciri daerah asalnya.
Salah satunya adalah rumah Joglo yang akan kita bahas dalam artikel ini. Rumah Joglo sendiri merupakan rumah adat dari jawa yang biasanya dibangun dengan menggunakan kayu jati.
Nama Joglo ini berasal dari kata tajug (atap berbentuk piramida) dan loro yang disingkat juglo dan bermakna dua tajug. Namun, dalam perkembangannya, penyebutan juglo ini kemudian berubah menjadi joglo.
Baca Juga: 10 Rumah Adat Bali dan Filosofinya, LENGKAP!
Sejarah Rumah Joglo
Rumah Joglo merupakan rumah tradisional Jawa yang mulai dibangun oleh masyarakat sekitar tahun 1835 sebagai tempat tinggal.
Rumah Joglo juga menjadi salah satu simbol yang menunjukkan status sosial masyarakat Jawa pada zaman dahulu.
Orang yang mampu memiliki rumah joglo adalah masyarakat yang status sosialnya tinggi dan kemampuan ekonominya lebih karena bahan untuk membangunnya terbuat dari kayu jati dengan kualitas bagus serta harga yang mahal.
Selain biaya bahan yang mahal, biaya pembangunan sebuah rumah Joglo juga tidaklah sedikit karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikannya.
Oleh sebab itu, dulu hanyalah raja, bangsawan, dan orang kaya yang mampu untuk membangun rumah ini.
Filosofi
Masyarakat Jawa memilih tajug sebagai model atap rumah ini dikarenakan bentuknya yang mirip sama dengan bentuk gunung. Dulu gunung dianggap sebagai salah satu tempat yang sakral.
Filosofi Rumah Joglo dengan pondasi utamanya untuk menopang semua bagian bangunan. Terasnya yang luas dan tanpa sekat digunakan sebagai tempat untuk menjalin silaturahmi bersama tetangga dan sarana interaksi sosial bersama masyarakat setempat.
Setiap bangunan Joglo juga dilengkapi dengan jendela berukuran besar yang banyak dan pintu yang berada di tengah ruangan. Filosofinya adalah menggambarkan tentang keharmonisan dan keterbukaan antar pemilik rumah serta orang lain.
Selain itu, ada pula pagar mangkok yang berasal dari tanaman perdu dengan tinggi tidak sampai 1 meter. Filosofinya adalah supaya bisa berinteraksi dengan tetangga lebih mudah.
Bagian Rumah Joglo dan Fungsinya
Berikut ini adalah fungsi dari setiap ruangan yang ada di rumah joglo.
Jenis Rumah Joglo
Selanjutnya, berikut ini beberapa jenis rumah joglo di Indonesia lengkap dengan ciri-cirinya.
Rumah Adat Limasan memiliki bentuk atap seperti bentuk limas dan memiliki empat sisi pada area atapnya.
Rumah adat ini memiliki ciri khas penggunaan konstruksi yang kokoh pada bagian atasnya serta memiliki lengkung yang terpisah antara setiap ruangan.
Kelebihan dari rumah adat ini adalah sifatnya yang mampu meredam sebuah bencana gempa bumi.
Rumah adat Limasan sendiri di bangun dengan empat tiang utama. Bangunan tradisional ini memanfaatkan banyak elemen-elemen natural di dalamnya.
Terdapat beberapa jenis dari rumah adat limasan ini yakni Limasan Lambang Gantung, Limasan Lambing Sari, Limasan Lambang Teplok, Limasan Gajah Ngombe, Limasan Trajumas, Limasan Semar Tinandu, serta Limasan Lambang Gantung Rangka Kutuk Ngambang.
Rumah adat ini merupakan pengembangan dari Rumah Joglo dengan teras keliling. Ciri khasnya adalah dilengkapi dengan 36 saka atau tiang, di mana empat di antaranya merupakan saka guru atau tiang besar utama.
Sementara pada bagian atapnya, Rumah Joglo Sinom sendiri memiliki sisi yang kemudian dibagi ke dalam beberapa bagian dengan tiga tingkatan dengan satu bubungan.
Rumah Joglo Pangrawit memiliki ciri khas atap berbentuk kubah dengan lambang gantung. Pada setiap sudut Rumah Joglo Pangrawit, juga terdapat saka atau adanya tiang.
Pada area atap Rumah Joglo Mangkurat, terdapat tiga susunan tingkatan dengan kemiringan yang beragam atau berbeda-beda. Sementara itu, pada bagian tengah atap dari Rumah Joglo ini biasanya dibuat lebih tinggi.
Rumah Joglo Panggang Pe sebelumnya kerap difungsikan sebagai tempat tinggal serta warung. Selain itu, Rumah Joglo ini juga memiliki ciri empat hingga enam buah saka serta terbagi menjadi berbagai jenis, seperti Gedhang Salirang, Trajumas, Empyak Setangkep, Gedhang Setangkep, Barengan, dan Cere Gancet.
Baca Juga: 7 Rumah Adat Sumatera Barat dan Keunikannya: Artistik Banget!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.