Banjarmasin, Sonora.ID - Kasus musibah kebakaran di Kota Banjarmasin setiap tahunnya cenderung meningkat.
Rata-rata, terjadi pada permukiman padat penduduk akibat korsleting listrik.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin, Muhlis Ridha menyatakan, setiap tahunnya musibah kebakaran terjadi ratusan kasus.
"Dalam sepekan biasanya ada dua kasus kebakaran," ucapnya kepada Smart FM Banjarmasin.
Baca Juga: Rob di Banjarmasin Makin Sering! Pemko Belum Tahu Penyebabnya
Muhlis memaparkan, pada tahun 2021 ada sebanyak 97 kasus kebakaran dan 295 kasus rescue atau penyelamatan di Kota Seribu Sungai.
"Wilayah Banjarmasin Utara dan Selatan yang paling banyak dilaporkan," jelasnya.
Kemudian di tahun 2022, si jago merah terjadi 106 kasus dan kasus rescue sebanyak 506.
"Sedangkan di awal tahun ini sudah ada 11 kasus. Data 2021 sampai Januari sekarang ada 214 kasus," bebernya.
Sementara itu, Kabid Kebakaran DPKP Banjarmasin, Misran menambahkan, hampir semua rumah yang terbakar adalah rumah berbahan kayu.
"Kemudian pemicunya karena api dari korsleting listrik," urainya.
Pria yang akrab panggilan Jack itu mengakui, masih banyak warga yang belum mengerti cara mengamankan barang kelistrikannya.
"Contohnya, kabel kulkas, TV, AC dan magic jar atau alat yang arus listriknya digunakan secara terus menerus," tuturnya
"Ini terjadi karena lemahnya pengetahuan masyarakat tentang pengamanan kelistrikan di rumahnya," imbuhnya.
Melihat hal itu, pihaknya pun bakal melaksanakan sosialisasi pencegahan kebakaran yang masif.
Di samping itu, petugas DPKP juga diberikan pelatihan dasar bagaimana menjadi tim damkar dan Penyelamatan yang sesuai standar dan profesional.
"Sosialisasi seperti diberikan pengetahuan bagaimana menjaga keamanan kelistrikan di rumah. Karena penyebab terbesar kebakaran karena keamanan listrik," pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News