Saran dari Wahab karena para elite politik kala itu saling berseteru dan menyalahkan.
Oleh sebab itu, para elite politik diminta untuk duduk di satu meja yang sama guna saling memaafkan satu sama lain.
Saran ini juga didukung dengan kondisi saat itu yang sudah menjelang Hari Raya Idul Fitri, di mana umat Muslim disunahkan untuk saling bersilaturahmi.
Soekarno akhirnya menyetujui ide tersebut, tetapi tidak setuju dengan penggunaan istilah silaturahmi karena dianggap hal yang biasa.
Akhirnya acara silaturahmi tersebut diberi judul halal bihalal. Istilah tersebut digunakan supaya tidak enggan berkumpul dan saling memaafkan.
Sejak saat itu, istilah halalbihalal akrab dengan masyarakat Indonesia dan menjadi tradisi yang dilakukan saat Idul Fitri.
Makna halal bihalal
Melansir dari kompas.tv, halal bihalal diadaptasi dari bahasa Arab yaitu Halla atau Halala yang artinya penyelesaian masalah, meluruskan benang kusut, mencairkan yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.
Dalam bahasa Indonesia halalbihalal adalah acara maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.
Artinya, halal bihalal dimaknai sebagai kegiatan saling bermaafan atas kesalahan dan kekhilafan sesudah lebaran melalui silaturahmi.
Meskipun diambil dari kata bahasa Arab, namun halalbihalal merupakan tradisi asli Indonesia.
Demikian penjelasan mengenai sejarah halal bihalal yang belum banyak diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal dan Artinya beserta Waktu Pelaksanaan dan Keutamaannya