Sonora.ID - Syawal merupakan bulan kesepuluh di tahun Hijriah yang banyak memiliki keistimewaan termasuk dianjurkannya untuk melaksanakan ibadah puasa Syawal selama enam hari.
Puasa Syawal ini pun menjadi salah tradisi yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya kemudian kepada para tabi’in hingga pada akhirnya sampai kepada umat Muslim sekarang.
Hadits tentang puasa Syawal ini diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjalankan puasa kemudian dilanjutkan dengan puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun,” (HR. Muslim).
Baca Juga: Khutbah Jumat Bulan Syawal yang Mengharukan: Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa
Puasa Syawal
Adapun terkait dengan pelaksanaan puasa Syawal ini pun ada perbedaan pendapat di antara ulama. Beberapa ulama berpendapat bahwa ibadah puasa Syawal ini harus dilakukan selama enam hari secara berurutan tanpa putus satu hari pun.
Namun, ada pula pendapat dari para ulama lainnya yang menjelaskan bahwa puasa ini boleh dilaksanakan secara tidak berurutan, misalnya, dilakukan dengan melaksanakan satu hari puasa dan satu hari tidak puasa.
Selanjutnya, jika kita melaksanakan ibadah puasa syawal, apa saja keutamaan atau keistimewaannya yang bisa kita nikmati?
Keistimewaan Puasa Syawal
Dengan melaksanakan ibadah puasa ini ada beberapa keistimewaan yang dapat kita nikmati di antaranya adalah sebagai berikut, dikutip dari berbagai sumber.
Keistimewaan puasa Syawal yang pertama adalah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu. Akan tetapi, hal ini harus didasarkan pada komitmen untuk meninggalkan segala hal yang bisa menimbulkan dosa.
Selain itu, bagi umat Muslim yang mengerjakan puasa ini selama enam hari, maka Allah SWT akan memberi ganjaran atau pahala seperti seseorang yang puasa selama 12 bulan.
Berpuasa syawal juga dapat menjauhkan seseorang dari api neraka selama 70 tahun, jika benar-benar menunaikannya.
Saat berbuka puasa Syawal, malaikat akan memberi berselawat tanpa henti untuknya sampai berbuka itu selesai.
Puasa Syawal dapat melengkapi kekurangan yang ada selama puasa di bulan Ramadhan. Ibnu Rajab menjelaskan, "Balasan dari amalan kebaikan yakni amalan kebaikan selanjutnya. Barang siapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lain, itu tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula siapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, ini tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan." (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394)
Setiap muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, mendapat tempat mulia di sisi Allah.
Mereka juga akan mendapatkan keistimewaan lainnya, yakni bau mulut orang berpuasa yang lebih harum di sisi Allah SWT daripada minyak kasturi.
"Setiap amal manusia untuk dirinya kecuali puasa. Ia (puasa) untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)." Kemudian, Rasulullah melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi." (HR Muslim)
Ketika kita menahan rasa lapar selama berpuasa akan memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang dapat menghindarkan dari infeksi.
Berdasarkan penelitian dari University Southern California, penciptaan sel darah putih baru tersebut dapat meregenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Puasa dapat dijadikan kontrol menekan porsi makan untuk mengendalikan transisi setelah mengonsumsi makanan dengan jumlah besar dan mencegah gangguan pencernaan.
Ini merupakan bukti syukur seorang hamba karena selama bulan Ramadhan telah memperoleh anugerah dan ampunan dari Allah SWT.
Dengan melaksanakan ibadah ini menjadi salah satu cara dan bukti untuk menjaga konsistensi ibadah usai selama kurang lebih satu bulan melaksanakan ibadah Ramadan.
Baca Juga: 16 Kata Mutiara di Bulan Syawal, Penuh Makna dan Doa
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.