Sonora.ID - Niat puasa syawal sekaligus bayar hutang puasa Ramadhan bacaannya berbeda dalam ajaran Agama Islam.
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dijalankan umat Muslim enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Keistimewaan puasa ini yakni bagi siapa saja yang puasa Syawal maka akan mendapat pahala seperti berpuasa setahun.
Akan tetapi, ada beberapa aturan yang harus ditaati sebelum melakukan puasa Syawal. Setiap muslim tidak boleh memiliki utang puasa apapun saat hendak melakukan puasa Syawal.
Itu artinya, setiap muslim harus membayar utang berpuasa terlebih dahulu. Baik itu utang berpuasa Ramadan (qadha) maupun puasa nazar.
Baca Juga: Niat Puasa Syawal Sekaligus Senin Kamis: Arab, Latin, dan Artinya
Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Hutang Puasa Ramadhan
1. Niat puasa Syawal beserta artinya
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghodin 'an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta'ala,"
2. Niat mengganti puasa Ramadan atau puasa qadha
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghodin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT,"
Apakah Puasa Syawal Sekaligus Utang Puasa Boleh Digabung?
Baca Juga: Niat Puasa Syawal Sekaligus Senin Kamis: Arab, Latin, dan Artinya
Sebetulnya, masih ada perbedaan pendapat mengenai permasalahan ini di kalangan ulama mazhab Syafi'i.
Pendapat pertama, Ibnu Hajar al Haitamiy dan Syekh Ar Ramli dalam Kitab I'anatut Thalibin menjelaskan, bacaan niat puasa syawal dan mengganti puasa Ramadan dapat digabung sekaligus tanpa mengurangi pahala keduanya.
"Pendapat yang memiliki wajah penyengajaan dalam niat adalah adanya puasa di dalamnya maka sama seperti salat tahiyat masjid. Bila diniati kesunahan keduanya juga mendapatkan pahala, bila tidak diniati maka gugur tuntutannya," bunyi keterangan Ar Ramli dikutip dari Naungan Bulan Kemuliaan: Fikih Ramadan 4 Mazhab oleh Gus Arifin.
Sementara itu, Abu Makhramah dalam Bughyah al Mustarsyidin berpendapat sebaliknya. Pendapatnya sejalan dengan Al Mashudi yang berkeyakinan bahwa niat yang digabung bersamaan akan menggugurkan pahala dari puasa yang dilakukan.
Untuk itu, dikutip dari Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi oleh Agus Arifin. Abu Makhramah lebih menganjurkan untuk mendahulukan puasa yang sifatnya wajib yakni, mengganti puasa Ramadan. Kemudian, seorang muslim dapat melanjutkan puasa Syawal enam hari setelahnya dengan membaca niat puasa Syawal.