Pihaknya kemudian melakukan pendalaman. Hasilnya, diketahui mereka selama ini berkomplotan dan memiliki peran masing-masing.
Misalnya ada yang bertugas sebagai sopir, mencari pembeli dan mencuri bahan bakar pada malam hari.
"Penggunaan bahan bakar sebanyak 150 liter per satu alat berat, dengan pengaturan volume kerja 12 jam. Modus operandinya adalah sebelum kerja, masing-masing alat berat dipotong BBM 20 liter per 1 alat berat, Dikali 8 alat berat jadi kurlang lebih 160liter BBM yang disalahgunakan," jelasnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi PDAM, PUKAT Sebut Wali Kota Makassar Harus Jadi Tersangka
"Pada saat mereka bekerja, volume pekerjaan dikurangi. Dan Setelah bekerja pun masih mencari celah untuk menjalankan aksinya," sambungnya.
Ferdi menambahkan setelah dilakukan pembenahan, penggunaan bahan bakar untuk alat berat jauh berkurang. Selain itu, produktivitas menjadi lebih maksimal dan mendapatkan pencapaian kerja dengan lebih baik.
Dia menyebut alat berat yang digunakan di TPA seperti eskavator, buldozer, dan juga truk.
"Penggunaan BBM Untuk saat ini berkurang, yaitu satu alat berat menggunakan 125liter dengan volume kerja yang bertambah, dan pekerjaan jauh lebih produktif. Jadi hemat dari 150 liter menjadi 125 liter bbm jenis dexlite," tutupnya.