Sonora.ID – Membahagiakan ibu tentu menjadi cita-cita dan pecapaian terbesar bagi seorang anak.
Ibu adalah sosok yang memiliki peran besar dalam kehidupan anak-anaknya, mulai dari melahirkan hingga mendidik dan membesarkan buah hati.
Maka dari itu, tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan rasa sayang dan cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.
Namun ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa cinta dan terima kasih kita kepada Ibu, misalnya dengan memberikan puisi tentang Ibu tercinta.
Berikut 10 puisi tentang Ibu tercinta yang mengharukan dan menguras air mata.
Baca Juga: 5 Puisi untuk Orang Tua Singkat, Menyentuh Hati dan Penuh Kasih Sayang
Puisi 1
Karya Yulis Marika
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku…
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya…
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku
Menjadikanku pelipur lara jiwanya
Kau…
Perempuan hebat di jiwa lemahku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku
Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku
Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Ibu…
Aku mencintaimu.
Puisi 2
Karya Joanna Fuchs
Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa,
Begitu lembut, namun begitu kuat.
Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan;
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;
Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;
Ibu adalah master dari setiap tugas.
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.
Ibu membantu di saat-saat sulit;
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon.
Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.
Jika aku memiliki pilihan,
Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!
Puisi 3
Karya Helen Steiner
Cinta seorang ibu adalah sesuatu yang berarti
yang tidak ada yang bisa menjelaskan,
Cinta seorang ibu terbuat dari pengabdian yang mendalam
dan pengorbanan dari rasa sakit,
Cinta seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak egois
dan bertahan apa pun yang terjadi,
Karena tidak ada yang bisa menghancurkannya
atau mengambil cinta itu pergi,
Cinta seorang ibu sabar dan pemaaf
ketika semua orang lain meninggalkan,
Dan cinta seorang ibu tidak pernah gagal atau terputus-putus
meski hati sedang patah,
Dan cinta seorang ibu bersinar dengan segala keindahannya
dari permata yang paling langka dan paling cemerlang,
Ini jauh melampaui definisi,
Cinta seorang ibu menentang semua penjelasan,
Dan itu masih menjadi rahasia
seperti misteri penciptaan,
Banyak keajaiban yang luar biasa
manusia tidak bisa mengerti
Dan bukti menakjubkan lainnya
dari tangan penuntun Tuhan yang lembut.
Puisi 4
Karya: Hanim Fatmawati Madiun
Setetes air mata seorang ibu
Gejolak hati yang seakan akan ingin menjerit
Air mata terus mengalir
Membasahi kedua pipinya
Yang sangat lembut
Di malam yang sunyi gelap gurita
Kedinginan yang merada di tubuhnya
Hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan
Seorang ibu terus
Meneteskan air mata
Dan ia mulai bertanya
Kepada seorang anak
Ia mulai mengucapkan
Kata-kata dengan lisan
Mulutnya seakan akan ingin marah
Penderitaan yang dirasakan
Ia mulai berbaring
Dan meneteskan air mata
Apa yang ia rasakan
Dan mulai merenung dan diam
Tanpa kata-kata
Puisi 5
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan doamu
Memohon ampunan darimu
Karena rida Allah adalah ridamu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Baca Juga: 8 Puisi Tentang Pantai, Menggambarkan Keindahan yang Menenangkan Hati
Puisi 6
Karya: Mosdalifah
Ibu...
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu...
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri-duri
Ibu...
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kau lah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapan pun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Ibu, malaikatku.
Puisi 7
Engkau tak punya sayap
Engkau tak bisa terbang
Engkau hanya bisa berjalan
Aku tak bisa menggapaimu
Akupun belum tentu bisa membahagiakanmu
Namun, engkau selalu bisa menuruti permintaanku
Aku tak tahu harus bagaimana lagi
Aku ingin mencoba untuk kuat dan menggapai mimpi
Kelak usahaku bisa sedikit mengurangi bebanmu
Agar engkau dapat segera merasakan kesenangan dunia
Ibu
Maafkan aku karena telah menyusahkanmu
Maafkan aku karena pernah mengecewakanmu
Walau aku tidak bisa menggantinya lebih seperti yang engkau berikan
Namun aku akan tetap berusaha agar menjadi kebanggaan
Ibu
Waktu terus berlalu
Aku berharap engkau terus berbahagia
Aku berharap engkau tetap sehat dan menatapku setiap waktu
Agar kita bisa tetap bersama disepanjang hari
Agar aku dapat terus melihatmu tersenyum seperti bidadari
Puisi 8
Ibu…
Ketika aku sedang sedih engkau selalu berada disisiku
Ketika aku sedang merenung engkau berusaha menghiburku
Waktumu untuk menemaniku sudah tak terhingga
Hingga aku lupa rasa sakit yang pernah kuderita
Ibu…
Aku tahu engkau selalu mendoakanku
Engkau juga berharap aku menjadi pria yang bisa diandalkan
Aku terus berusaha agar bisa membahagiakanmu
Dan engkau terus berdoa agar aku dapat mewujudkan impian
Ibu…
Dunia gelap terasa terang
Awan mendung segera menghilang
Ketika engkau datang membawa kerinduan
Mengisi hati dengan penuh cinta dan kasih sayang
Puisi 9
Karya Akmala Nur Saniya
Sepertiganya malam kutemui
Dingin mencekam menyelimuti
Sunyi terasa nyata
Dengan beribu doa kupinta
Menatap lekat buah hati yang terlelap dalam mimpi
Berharap besar esok hari
Untukmu, Anakku
Jadilah jiwa yang bijaksana
Hati pengampun setiap luka
Maaf jika tak selalu ada
Di saat dukamu melanda
Untukmu, Anakku
Sayangi dan cintai aku
kini, esok, dan nanti
Ketika ragaku mulai rapuh
Kakiku yang tak lagi kukuh
Pandanganku yang semakin keruh
Tuturku yang sulit tuk dimengerti
Dan kembalinya merengek seperti bayi
Untukmu, Anakku
Ingatlah kasih dan cintaku
Kini, hingga menutup mata tak akan surut jua
Puisi 10
Karya Angelia Arum Arizana
Bidasan dirgantara menodong sebuah mata tua
Menaruh aksentuasi pada wanita yang memarut muka
Turut larat membeliak dedikasi kepada putra-putrinya
Memeras keringat dan senantiasa mengurut dada
Sudah serasa bahara yang teramat biasa bagi dirinya
Durjana dunia telah menyulih resistansi raga
Menguruk cua menjadi kentara derana
yang menyatukan kalbu
Melegar profesi menyerak sang pembela barga
Tanpa basa basi mencerap sumbu mengggebu-gebu
Dia laksana pelita pada ketaksaan jiwa
Senandungnya abadi merajai hati gembira
Sosoknya mampu memberus sorotan seluruh pemirsa
Tertawan segala kiprah yang kejat berjibaku
Malaikat tak bersayap, kupanggil ia dengan sebutan Ibu
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 10 Puisi Cinta Romantis, Ampuh Meluluhkan Hati Pasangan Supaya Makin Lengket