Aku punya seekor kucing,
Dia lincah dan juga gesit,
Menerkam mangsa dengan kuku-kuku runcing,
Mengunyah tulang dengan gigi tajamnya,
Hingga lumat dan tak tersisa.
Hai kucing, betapa bahagianya hidupmu,
Begitu juga aku setiap selalu didekatmu,
Terkadang, betapa lelah dan letihnya hari,
Kau hadir sebagai pengobat dan penenang hati.
Kau punya bulu putih yang bersih,
Selalu kuelus dan kusisir rapi,
Kala pulasnya engkau tertidur,
Dengan suara yang mendengkur,
Membuat aku semakin terhibur.
Kucingku,
Aku menyayangimu,
Jangan pernah pergi dari sisiku,
Karena kaulah salah satu penyemangat hidupku,
Setiap waktu.
Baca Juga: 7 Contoh Puisi Lama Berdasarkan Jenisnya dalam Karya Sastra
2. Kelinciku yang Lucu
Hai Kelinci putih nan lucu,
Kemarilah, duduk disampingku,
Entah kenapa setiap berada didekatmu,
Letih lenyap, bagai angin hembuskan debu.
Bulumu yang putih dan halus,
Begitu lembut ketika dielus,
Membuat hari-hariku menjadi terhibur,
Sebab keceriaanmu tak pernah lebur.
Kelinciku sayang,
Telingamu yang lucu dan menggemaskan,
Menjadi bahan bagiku untuk bermain,
Dan kau tak pernah galak atau marah,
Selalu pasrah, karena kau tahu,
Aku menyayangimu.
Tetaplah bersamaku,
Jangan pergi dariku,
Kurawat dan kujaga sepenuh hati,
Ohh, kelinciku yang lucu.