Sonora.ID - Properti tari kuda lumping merupakan salah satu aspek yang wajib diperhatikan dalam tarian tradisional asal Jawa satu ini.
Sebenarnya, masih banyak perbedaan pendapat mengenai asal asli tari kuda lumping.
Dalam laman Kemdikbud, dijelaskan bahwa menurut Monika Proba, seorang peneliti seni asal Kanada yang tinggal di Warsawa, Polandia, tarian Kuda Lumping berasal dari Yogyakarta.
Namun, beberapa sumber lain mengatakan bahwa kuda lumping berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Baca Juga: 4 Jenis Pola Lantai dalam Seni Tari
Biasanya, dalam pertunjukan tari kuda lumping, penonton akan disuguhkan dengan adegan prajurit berkuda yang menari.
Selain itu, tarian ini juga menampilkan beberapa atraksi seperti kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis seperti memakan beling atau menunjukkan kebal terhadap deraan pecut.
Properti Tari Kuda Lumping
Dikutip dari Gramedia, properti yang digunakan dalam tari kuda lumping yakni baju atasan khusus, celana panjang khusus, rompi tari, bambu anyaman kuda, gelang khas, selendang tari, sesumping, cambuk, apok, ikat kepala khas, kacamata hitam, sabuk hias, dan parang imitasi.
1. Baju atasan khusus: Terdiri dari kemeja atau kaos cerah yang dibalut oleh Apok dan rompi.
2. Celana panjang khusus: Digunakan untuk memudahkan gerak para penari, dilengkapi dengan selendang bercorak batik yang melapisi bagian atas pinggul.
3. Rompi tari: Properti wajib yang digunakan setelah kaos bagian dalam dan sebelum Apok, memiliki motif yang beragam.
4. Bambu anyaman kuda: Digunakan sebagai tunggangan para penari selama pertunjukan berlangsung.
5. Gelang khas: Berfungsi sebagai penghias dan motifnya bervariasi, mulai dari gelang emas yang bernama klinting.
Baca Juga: Tari Saman: Sejarah, Makna dan Fungsi, Gerakan, Jumlah Penari
6. Selendang tari: Berfungsi sebagai pengikat sekaligus hiasan tambahan, memiliki kriteria berbeda tiap-tiap paguyuban.
7. Sesumping: Properti yang dipakai pada bagian telinga para penari, tidak wajib digunakan dan berkilau seperti sesumping dalam pertunjukkan kesenian wayang manusia.
8. Cambuk: Terdiri dari cambuk pendek dan cambuk panjang, digunakan sebagai bagian dari properti tari dan oleh para pawang saat para pemain mengalami kesurupan.
9. Apok: Lapisan dengan bentuk khusus yang dikenakan oleh banyak penari pria kuda lumping, dilambangkan sebagai simbol kegagahan.
10. Ikat kepala khas: Dipakai di bagian kepala dan berwarna atau corak yang sesuai dengan kostum atau busana yang dipakai.
11. Kacamata hitam: Dipakai agar gerak-gerik para penari tak terlihat oleh penonton dan menghindari pengaruh mantra-mantra yang diucapkan oleh pawang.
12. Sabuk hias: Digunakan untuk menguatkan keseluruhan kostum yang dipakai penari kuda lumping, umumnya berwarna hitam tetapi bisa diganti dengan warna atau motif lain yang sesuai.
13. Parang imitasi: Dibuat dari bahan kayu dengan beragam kombinasi cat sehingga mirip dengan pedang sungguhan. Parang imitasi ini digunakan sebagai simbol perlawanan rakyat pribumi terhadap penjajah pada masa lalu.
Baca Juga: Pola Lantai Tari Jaipong, Gerakan, Properti, dan Maknanya
Demikian tadi properti tari kuda lumping yang berasal dari Jawa. Semoga bermanfaat!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.