Nama Ki Hajar Dewantara merupakan nama yang digantinya pada 3 Februari 1928.
Menurut Ki Utomo Darmadi, Hadjar artinya pendidik, Dewan artinya utusan, dan Tara artinya tak tertandingi.
Adapun arti nama Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidik Utusan Rakyat yang Tak Tertandingi Menghadapi Kolonialisme.
Sosoknya ikut menentang diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Ia bertekad ingin memperjuangkan hak-hak masyarakat Indonesia yang seringkali didiskriminasi oleh kaum penjajah.
Karena keturunan bangsawan, Raden Mas Suwardi Suryaningrat mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar Belanda.
Setelah tamat di tahun 1904, ia ditawari menjadi mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding Van Indische Artsen) – Sekolah Dokter Jawa di Jakarta.
Ia pun mencoba mengikuti pembelajaran di STOVIA sejak tahun 1905-1910. Namun karena sakit, dirinya pun tidak naik kelas dan beasiswanya pun dicabut.
Ada yang menyebut pencabutan beasiswa Suwardi Suryaningrat tidak murni disebabkan karena sakitnya beliau, namun juga sarat akan politik pemerintah Hindia-Belanda.
Diketahui beberapa hari sebelum beasiswanya dicabut, Ki Hajar Dewantara sempat mendeklarasikan sajak yang menggambarkan keperwiraan Ali Basah Sentot Prawirodirdjo, seorang panglima perang Diponegoro.