“Waktu persiapannya untuk latihan hanya sekitar dua minggu. Ini juga yang membuat saya deg-degan. Namun, semangat teman-teman yang luar biasa, didukung musikalitas mereka, tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi sehingga semakin sering kami berlatih, itulah yang makin menambah kekompakan kami,” jelasnya yang pertama kali memimpin orkestra untuk acara kenegaraan. Cikita tampil menawan mengenakan busana daerah khas Kalimantan Tengah.
Menurut Cikita, tantangan terbesar selain cuaca yang panas adalah menjalin kerja sama dalam sebuah tim untuk menghasilkan penampilan yang solid.
“Kita harus bisa bekerja sama dengan baik. Ini adalah salah satu nilai yang sangat baik untuk ditumbuhkembangkan dan dimiliki pada generasi muda sekarang. Nah, peringatan Hardiknas menjadi momentum yang baik untuk mengingatkan kita tentang kecintaan kita terhadap tanah air yang dimaknai sebagai salah satu bekal dalam peradaban bangsa,” ucapnya seraya menyemangati generasi muda untuk terus mengembangkan talenta sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan.
Baca Juga: 25 Quotes Ki Hajar Dewantara, Bangkitkan Semangat di Hardiknas 2023
Selanjutnya, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Excelsis Deo Alfry Natan Pietersz yang turut menjadi peserta upacara menyampaikan bahwa perlu ada pemerataan mutu pendidikan di Indonesia terlebih pada masa pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.
“Kondisi (mutu) pendidikan saat ini menurut saya sudah bagus di kota-kota besar seperti di Jakarta, akan tetapi perlu pemerataan lagi untuk di daerah-daerah terpencil, agar mutu pendidikan di semua daerah merata,” ujarnya.
M. Alexander Didan, yang bertugas sebagai pemimpin upacara mengakui, pesatnya era globalisasi harus disikapi dengan kesiapan para generasi muda dengan berbagai kompetensi penunjang. Menurut Alex, semangat pendidikan yang diperkenalkan Ki Hadjar Dewantara sangat sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang melalui Merdeka Belajar.
“Kita sebagai generasi muda membutuhkan berbagai ilmu. Banyak hal yang harus kita pelajari tidak hanya di dalam kelas namun juga dari kegiatan positif di lingkungan sekitar untuk menambah kecakapan kompetensi kita,” jelas siswa SMAN 1 Kota Tangerang, Provinsi Banten yang bercita-cita sebagai anggota TNI ini.
Bagi Alex, kegiatan Paskibra sarat akan nilai-nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila dan sangat bisa diimplementasikan dalam keseharian.
“Nilai kebangsaan, etika, kedisiplinan, latihan fisik dan kebugaran. Oleh karena itu, peringatan Hardiknas baiknya menjadi momentum bagi peserta didik untuk lebih mengembangkan nilai-nilai tersebut sehingga ke depan prestasi anak-anak muda Indonesia semakin meningkat baik di kancah nasional maupun internasional,” ungkap Alex.
Tak ketinggalan, anggota Paskibra yang bernama Aulia Dewi Azarani yang berasal dari Kota Tangerang, mengatakan bahwa perkembangan sistem pendidikan Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Ditambah proses pembelajaran yang sudah tatap muka dan lebih fleksibel di kelas sehingga membuat proses pembelajaran lebih berkesan.
“Menurut saya, konsep Merdeka Belajar tepat untuk diterapkan dan sesuai dengan kebutuhan saat ini karena kita tidak hanya menguasai materi tertentu saja sesuai jurusannya. Tapi kita juga bisa belajar materi lintas jurusan yang kita senangi. Proses pembelajarannya juga tidak membosankan hanya sekadar teori melainkan juga menggabungkan praktik pembelajaran yang menarik bagi kami,” ungkap Aulia.
“Saya berharap, peringatan Hardiknas menjadi momentum penyemangat bagi siswa-siswa di berbagai pelosok negeri untuk bersekolah, jangan mudah menyerah karena kesuksesan itu ditentukan oleh diri kita sendiri dan mencapai sukses juga membutuhkan proses belajar,” tekan Paskibra Provinsi Banten yang bertugas sebagai pembaca Undang-undang Dasar (UUD) 1945 ini.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional periode 2004 sampai dengan 2009, Bambang Sudibyo menegaskan kembali pentingnya peringatan Hardiknas yang rutin diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei.
“Ini hari yang penting untuk menyegarkan semangat kita sebagai insan pendidikan. Pendidikan itu sangat penting dan kunci kemajuan bangsa terletak pada (mutu pendidikan) manusianya,” kata Bambang Sudibyo.