Sonora.ID - Perjalanan Indonesia dan negara-negara di dunia untuk bisa hidup berdampingan dengan wilayahnya masing-masing adalah perjalanan yang tidak mudah.
Pada saat perang dan keinginan untuk berkuasa sangat besar, beberapa pihak ingin untuk menguasai lebih banyak dan lebih luas wilayah.
Dalam buku Principles of Political Geography (1957) yang ditulis oleh Weigert dan W. Hans, disebutkan bahwa pada 7 Juni 1494 disepakati Perjanjian Tordesillas oleh Portugis dan Spanyol.
Perjanjian Tordesillas sebenarnya merupakan gagasan Paus Alexander VI dari Vatikan sebagai solusi atas persaingan dua kerajaan Katolik itu. Ia mengeluarkan kebijakan atau fatwa gold, glory, dan gospel alias 3G.
Gold, glory, gospel atau yang disingkat dalam 3G, tidak asing bagi Indonesia, karena pada masa penjajahan, Indonesia pernah dijajah dengan tujuan mendapatkan 3G tersebut.
Apa itu Gold, Glory, Gospel?
Gold (kekayaan)
Istilah gold merujuk pada kekayaan yang ingin diraih bangsa Barat dalam pelayarannya ke negeri Timur, berupa emas, perak, dan berbagai bahan tambang lainnya.
Dikutip dari Kompas.com, ada keinginan bangsa Eropa untuk membeli rempah-rempah karena pada abad pertengahan, rempah-rempah merupakan komoditas perdagangan utama di dunia.
Indonesia menjadi sasaran empuk karena bangsa ini sangat kaya akan sumber daya alam dan rempah, sehingga Eropa mulai melakukan penjelajahan samudera ke Nusantara dengan membawa misi gold ini.
Glory (kejayaan)
Glory menjadi motif bangsa Eropa untuk melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme guna membangun dan mengembalikan kejayaan yang dimiliki bangsa Eropa pada zaman dulu.
Dari semboyan glory, bangsa Eropa meyakini bahwa kejayaan mereka dapat dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang mereka kuasai. Oleh sebab itu, bangsa Eropa mulai berlomba-lomba mengklaim tanah jajahan sebanyak-banyaknya.
Gospel (ajaran agama)
Gospel adalah semangat untuk menyebarkan ajaran agama Kristen demi menjalankan tugas suci dari gereja. Misi penyebaran agama ini juga tidak terlepas dari pengaruh Perang Salib yang terjadi antara umat Kristen dan umat Islam.
Menurut sejarawan Eropa, setelah Perang Salib terjadi, umat Kristen Eropa melihat agama Islam sebagai suatu ancaman.
Berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 5 Negara yang Paling Lama Dijajah, Astaga Indonesia Dijajah 433 Tahun!