Banjarmasin, Sonora.ID – Kampanye pencegahan stunting, terus dilakukan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Tidak hanya orang dewasa, sosialisasi pencegahan stunting juga menyasar kalangan remaja.
Terbaru, sasarannya adalah siswa SMP Negeri 6 Banjarmasin yang mendapatkan sosialisasi kependudukan, yakni pada Rabu (03/05).
Kepala perwakilan BKKBN Wilayah Kalsel, Ramlan, menilai kegiatan sosialisasi kependudukan ini sangat strategis dan tepat sasaran. Mengingat, SMPN 6 Banjarmasin bakan menjadi perwakilan Kalsel pada penilaian Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) tingkat nasional tahun 2023.
Ia mengharapkan, melalui SSK ini, kepedulian tentang isu-isu kependudukan antara lain stunting, dan masalah lainnya seperti narkoba, kenakalan remaja, hingga kesenjangan sosial semakin meningkat.
Baca Juga: Irtama BKKBN Adakan Kunjungan Guna Pantau Penerapan ISO di BKKBN Riau
"Semoga dengan adanya SSK ini dapat menyadarkan bahwa masalah kependudukan ini penting sekali bagi anak-anak dan kehidupan mereka setelah dewasa," lanjutnya.
Ditambahkan Ramlan, dari 7 sekolah di Banjarmasin yang sudah berpredikat SSK, pihaknya yakin, sejauh ini mereka sudah saling berlomba untuk memajukan dan meningkatkan kesadaran terhadap masalah kependudukan yang ada di sekitarnya.
“Alhamdulillah sudah ada kemajuan sekolah yang sudah menyandang SSK,” imbuhnya.
Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN RI, Edi Setiawan juga mengapresiasi partisipasi Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina yang turut mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
"Ini merupakan apresiasi pemda terhadap sekolah yang menerapkan SSK,” tuttur Edi.
Dan ini, kata Edi lagi, SSK sangat dibutuhkan untuk bisa mengawal generasi sekarang agar sadar mengatasi masalah kependudukan seperti masalah stunting, pernikahan dini, dan lainnya.
Sebagai bagian dari SSK, ada pula program yang dijalankan berupa kader dari para pelajar yang diberi nama penting (Pelajar Peduli Stunting).
"Mereka inilah yang nanti akan aktif bergerak mensosialisasikan tentang permasalahan kependudukan ke sesamanya," lanjut Edi.
Kendati demikian, bukan berarti tak ada masalah yang dihadapi berkenaan dengan SSK ini.
"Kendala di lapangan adalah masih kurangnya sosialisasi, belum banyak yang tahu tentang program ini, sebagai sekolah Center of Excellent, SMPN 6 Banjarmasin diharapkan bisa diimplementasikan tentang kependudukan tidak cuma di lingkungan sekolah tapi juga ke masyarakat di sekitar," tutup Edi.
Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina juga berharap seluruh SMPN di Banjarmasin yang berjumlah 35 sekolah bisa merintis SSK karena pembelajaran pada siswa tidak hanya berkaitan dengan yang ada dalam kurikulum yang ada saja, namun juga tentang permasalahan kependudukan.
Baca Juga: Sejumlah Hal Strategis Dilaksanakan Bkkbn RI di Sulut Dalam Upaya Perangi Stunting
"Sekolah rintisan ini tentunya diharapkan mampu meningkatkan kesadaran untuk mencegah pernikahan dinilai hingga seks bebas, termasuk kesiapsiagaan mereka menerima pelajaran dengan tema kependudukan yang masuk dalam pembelajaran SSK,"ucap Wali Kota.
Sementara itu, melihat keberhasilan SMPN 6 Banjarmasin sebagai juara pertama SSK se Kalimantan Selatan dan akan mewakili perlombaan SSK secara nasional, Wali Kota menyebut bahwa dia sangat bangga.
"Tapi tidak boleh berpuas diri, sebagai sekolah yang jadi barometer di Kalsel, kami berharap bisa berhasil, paling tidak 10 besar dulu, tentu akan sangat membanggakan bisa bicara di level nasional. Karena suatu saat, saat IKN sudah jadi pusat pemerintahan, sehingga pendidikan di Kalimantan khususnya di Banjarmasin pun sudah ada persiapan sebelumnya," pungkas Ibnu.