Akun pendapatan berisi transaksi terkait penghasilan yang diterima perusahaan dalam satu periode.
Penjualan barang atau jasa merupakan contoh pendapatan perusahaan yang terkait dengan operasional.
Ketika laporan keuangan dibuat, akun pendapatan dalam buku besar akan ditutup dan saldonya dipindah ke ikhtisar laba rugi.
Jadi, dalam jurnal penutup, posisi akun pendapatan dicatat di kolom debit, sementara ikhtisar laba rugi di kolom kredit.
Contohnya:
Nama akun | Debit | Kredit |
Pendapatan jasa | Rp 10.000.000 | |
Ikhtisar laba rugi | Rp 10.000.000 |
b. Jurnal penutup untuk akun beban
Perusahaan tentunya mengeluarkan biaya tertentu dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Beban yang dikeluarkan perusahaan terbagi menjadi beban usaha dan beban lainnya.
Baca Juga: 7 Fungsi Logo dan Manfaatnya Bagi Sebuah Bisnis
Beberapa contoh yang dimaksud adlaah biaya gaji karyawan, biaya listrik, dan biaya sewa bangunan.
Sedikit berbeda dengan akun pendapatan, akun beban dicatat di bagian kredit, karena posisinya berada di bagian debit.
Contohnya:
Nama akun | Debit | Kredit |
Ikhitisar laba rugi | Rp 7.500.000 | |
Beban peralatan | Rp 1.000.000 | |
Beban gaji | Rp 3.000.000 | |
Beban listrik | Rp 2.000.000 | |
Beban bunga | Rp 500.000 |
c. Jurnal penutup untuk ikhtisar laba rugi
Setelah menyusun laporan keuangan, ikhtisar laba rugi ditutup dengan memindahkan saldonya ke rekening modal.
Ada dua cara membuat jurnal penutup untuk ikhtisar laba rugi, yakni:
1. Bila perusahaan memperoleh laba, ikhtisar laba rugi dicatat di kolom debit
2. Bila bebannya lebih besar dibanding pendapatan, ikhtisar laba rugi ditulis di kolom kredit.
Contohnya:
Nama akun | Debit | Kredit |
Ikhtisar laba rugi | Rp 20.000.000 | |
Modal | Rp 20.000.000 |
Demikian penjelasan mengenai pengertian, fungsi, tujuan, dan contoh jurnal penutup sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 7 Perbedaan Artikel Dan Jurnal Yang Wajib Diketahui