Ia mengambil jurusan kedokteran di Sekolah Geneeskundige Hoge dan lulus pada tahun 1942.
Selanjutnya ia melanjutkan studi di Eropa dan Amerika Serikat dan berhasil menyabet sejumlah gelar bi bidang kesehatan masyarakat (Kesmas).
Prestasinya di bidang kedokteran membuat Dokter Sulianti Saroso berhasil mendapatkan beasiswa dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk belajar sistem kesehatan ibu dan anak di seluruh Eropa.
Setelah menimba ilmu di luar negeri, ia pun kembali ke Indonesia pada tahun 1952.
Tak lama setelah kembali, ia bergabung dengan Kementerian Kesehatan untuk memimpin program yang meningkatkan akses kesehatan bagi perempuan, anak-anak, dan penduduk desa.
Ia juga mengampanyekan pembatasan angka kelahiran di Indonesia, yang saat itu masih dianggap tabu.
Kampanye ini kemudian diinisiasi dengan program pemerintah, yaitu Keluarga Berencana.
Program ini baru dapat berjalan pada masa pemerintahan Orde Baru.
Berbagai kesibukan digeluti oleh dokter Sulianti Saroso, termasuk bergabung dengan sejumlah organisasi kedokteran.
Mulai dari jabatan presiden perempuan kedua di World Health Assembly, Komite Pakar Kesehatan Ibu dan Anak WHO, Komisi Pengembangan Masyarakat PBB di Negara-negara Afrika, dan Komisi Nasional Perempuan Indonesia.
Prof. dr. Sulianti Saroso mendedikasikan hidupnya untuk membantu masyarakat rentan mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.
Setelah banyak berperan dalam bidang kesehatan masyarakat, Prof. Dr. Sulianti Saroso mengajar di Universitas Airlangga pada tahun 1969 dan membantu melatih generasi dokter dan petugas kesehatan berikutnya.
Itulah biografi singkat soal sosok Prof. Dr. Sulianti Saroso yang ada di balik Google Doodle hari ini, Rabu (10/5/2023).
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News