Sonora.ID – Berikut sejarah singkat latar belakang konflik Yugoslavia yang menarik untuk diketahui.
Yugoslavia merupakan negara federal yang terletak di Benua Eropa yang mengalami keruntuhan akibat perang saudara.
Perang saudara tersebut berlangsung selama 10 tahun, lebih tepatnya mulai dari 31 Maret 1991 sampai 12 November 2001, yang menyebabkan pecahnya Yugoslavia menjadi enam negara bagian.
Negara bagian yang menjadi bagian Yugoslavia adalah Serbia, Montenegro, Slovenia, Kroasia, Bosnia-Hezergovina, Makedonia, serta Daerah Otonomi Khusus Kosovo dan Vojvodina.
Lantas, sebenarnya apa latar belakang konflik Yugoslavia? Mari simak sejarah singkatnya berikut ini.
Baca Juga: 6 Tokoh Penting dalam Bandung Lautan Api, Beserta Sejarah Singkatnya
Latar Belakang Konflik Yugoslavia
Perang Yugoslavia merupakan serangkaian konflik dan insiden kekerasan yang terjadi di Republik Federal Sosialis Yugoslavia sejak 1990 hingga awal 2001.
Pada 1980-an, muncul berbagai masalah sosial dan politik yang akhirnya menyebabkan keruntuhan Yugoslavia pada 1992.
Bahkan konflik Yugoslavia hingga disebut sebagai perang paling mematikan di Eropa setelah Perang Dunia II.
Meninggalnya Josip Broz Tito
Keruntuhan Yugoslavia utamanya dipicu oleh dua hal, yakni wafatnya pemimpin negara tersebut dan bubarnya Uni Soviet.
Kepergian Josip Broz Tito, pemimpin Yugoslavia, pada 1980 menimbulkan krisis Balkan.
Sejak Republik Federal Sosialis Yugoslavia didirikan pada 1945, hubungan antara Albania dan Serbia, yang merupakan etnis minoritas, tidak harmonis.
Hal tersebut terjadi karena adanya trauma yang dirasakan oleh pihak Serbia pasca-pembantaian yang dilakukan Albania pada masa pendudukan Jerman.
Keadaan mulai berubah saat Josip Broz Tito terpilih menjadi Presiden Yugoslavia pada 1953.
Josep Broz Tito adalah sosok pemimpin yang mampu membawa Yugoslavia mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinannya dari 1953-1980.
Di bawah pemerintahannya, Yugoslavia tumbuh menjadi negara yang kuat di Eropa Timur.
Josep Broz Tito juga berusaha untuk menjaga kesatuan federasi multietnik di tenggara Eropa.
Namun, keadaan kembali kacau ketika Josep Broz Tito meninggal pada 4 Mei 1980.
Pasca-kematiannya, Yugoslavia masuk ke dalam perang saudara karena adanya berbagai masalah sosial dan politik.
Baca Juga: Ciri-Ciri Pemerintahan Pada Masa Orde Baru, Beserta Sejarah Singkatnya
Konflik Ras dan Agama
Meninggalnya Josip Broz Tito membawa dampak luar biasa bagi Yugoslavia, salah satunya terjadi perpecahan antaretnik yang berkembang menjadi konflik ras dan agama.
Kondisi itu diperparah dengan terpilihnya Slobodan Milosevic sebagai Presiden Serbian pada 1989.
Pasalnya, Slobodan Milosevic menerapkan kebijakan diskriminatif berdasarkan etnisitas yang merugikan bagi mayoritas masyarakat Yugoslavia.
Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu, saat Serbia merasa hak mereka dikurangi setelah bergabung dengan Yugoslavia.
Untuk itu, Serbia berusaha memperkuat diri mereka dengan menguasai kedudukan tertinggi di Yugoslavia.
Pada perkembangannya, terjadilah perang antaretnik antara Serbia dan Bosnia yang menimbulkan ribuan korban jiwa.
Goyangnya Politik dan Ekonomi
Tidak ada figur pemimpin yang ideal pengganti Josip Broz Tito yang memicu perpecahan antaretnik membuat kehidupan politik dan bernegara kian tidak terarah.
Pada akhir 1980-an, krisis ekonomi dan politik yang sangat serius melanda Yugoslavia hingga membuat hilangnya kewibawaan pemerintah pada masa pemerintahan Slobodan Milosevic.
Perebutan Kekuasaan
Kehidupan politik dan negara Yugoslavia yang kehilangan arah menyebabkan munculnya aksi proklamasi dari beberapa negara bagian.
Yugoslavia pun terbawa ke dalam arus perpecahan nasional yang disebabkan oleh tidak adanya sosok pemimpin yang berwibawa.
Perpecahan ini juga dipengaruhi runtuhnya Uni Soviet, yang membuat banyak negara bagian Yugoslavia ingin memerdekakan diri, serta ingin memiliki pemerintahan sendiri.
Pada 1991, Slovenia, Makedonia, Bosnia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaannya secara sepihak.
Mereka kemudian mendirikan pemerintah berdaulat yang memiliki mata uang, angkatan bersenjata dan wilayah negara tersendiri.
Pada perkembangannya, proklamasi negara bagian Yugoslavia mendapat penolakan oleh Serbia. Serbia berupaya untuk tetap mempertahankan eksistensi republik Yugoslavia.
Hal inilah yang menyebabkan berbagai negara bagian saling berebut kekuasaan hingga timbul peperangan berkepanjangan di negara-negara Yugoslavia.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Sejarah Isi Perjanjian Saragosa Antara Portugis dan Spanyol yang Memperebutkan Maluku!