Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Pakta Warsawa semakin memperkuat hubungan antara negara-negara anggotanya dan meningkatkan kegiatan militer di Eropa Timur.
Namun, setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Pakta Warsawa kehilangan kekuatan dan pengaruhnya.
Pada tahun 1995, Pakta Warsawa resmi dibubarkan dan negara-negara anggotanya menjadi anggota NATO atau Uni Eropa.
Sejak saat itu, aliansi militer seperti Pakta Warsawa tidak lagi menjadi fokus utama keamanan Eropa dan dunia internasional.
Baca Juga: Batu Mulia di Ujung Kabupaten Wonogiri, Sudah Ekspor hingga ke Eropa
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, hubungan antara Rusia dan NATO kembali memanas. Rusia yang merasa terisolasi dari Eropa Barat, merasa terancam oleh kebijakan NATO dan Uni Eropa yang dianggap sebagai upaya membatasi pengaruh Rusia di kawasan Eropa Timur.
Khususnya setelah krisis Ukraina pada tahun 2014, dimana Rusia menduduki wilayah Krimea dan mendukung pemberontak separatis di wilayah Donetsk dan Luhansk, yang menyebabkan konflik bersenjata antara pihak Ukraina dan pemberontak yang hingga kini belum berakhir.
Konflik Ukraina yang memanas pada akhirnya memicu ketegangan antara Rusia dan NATO, terutama setelah NATO memutuskan untuk meningkatkan keberadaan militer di kawasan Eropa Timur sebagai respons terhadap agresi Rusia di Ukraina.
Hal ini menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan antara kedua belah pihak, yang kemudian memicu kebijakan balasan dan meningkatkan ketegangan di kawasan Eropa Timur.
Baca Juga: Pernah Memecahkan Rekor! Inilah 5 Fakta Menarik tentang Kucing Persia
Sementara itu, negara-negara Eropa Timur yang dulunya menjadi anggota Pakta Warsawa dan saat ini menjadi anggota NATO merasa terancam oleh kebijakan agresif Rusia, terutama setelah Rusia mengembangkan teknologi militer dan nuklir yang semakin canggih.
Oleh karena itu, mereka meminta dukungan dan perlindungan dari NATO dan sekutunya, terutama Amerika Serikat, untuk mempertahankan keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa Timur.
Dalam konteks ini, Pakta Warsawa yang dulunya menjadi aliansi militer yang kuat di Eropa Timur kini telah menjadi bagian dari sejarah, namun konflik politik dan keamanan antara Rusia dan NATO masih terus berlangsung hingga saat ini.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran aliansi militer dalam mempertahankan keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa, terutama dalam menghadapi ancaman dari luar dan memastikan perdamaian di seluruh dunia.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.