Sonora.ID - Berikut adalah penjelasan mengenai latar belakang Perang Tabuk yang menjadi perang terakhir Nabi Muhammad SAW.
Perang Tabuk adalah salah satu peristiwa sejarah penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Perang ini memiliki latar belakang yang menarik dan bermakna bagi umat Muslim.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Perang Tabuk secara umum, menggali sejarahnya, dan memahami konteksnya.
Perang Tabuk terjadi pada tahun ke-9 Hijriah, saat Nabi Muhammad SAW memimpin pasukan Muslim dalam kampanye militer di daerah Tabuk, yang terletak di wilayah utara Arab.
Perang ini melibatkan pertempuran antara pasukan Muslim dengan pasukan Romawi Bizantium yang merupakan kekuatan besar pada masa itu.
Perang Tabuk memiliki dampak penting dalam sejarah Islam. Selain menegaskan kekuatan dan keberanian umat Muslim, perang ini juga memberikan pelajaran berharga tentang persiapan, kesabaran, dan pentingnya menjaga persatuan dalam menghadapi tantangan yang serius.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang latar belakang Perang Tabuk, mengungkapkan faktor-faktor yang memicu konflik, serta menyelidiki implikasi sejarah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa ini.
Baca Juga: Simak! 25 Contoh Pantun Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H/2023
Dengan memahami hal tersebut, maka pembaca sebagai umat Muslim diharapkan dapat mengambil inspirasi dari perjuangan dan ketabahan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam Perang Tabuk, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh teladan dalam menghadapi tantangan dan menjaga persatuan umat.
Maka, untuk tahu lebih jauh, simak paparan mengenai latar belakang Perang Tabuk sebagaimana yang Sonora kutip dari Kompas.com berikut ini.
Sejarah dan Latar Belakang Perang Tabuk
Sebagaimana diriwayatkan Ibnu Sa'd, penyebab Perang Tabuk adalah kabar dari sekelompok orang yang biasa melakukan perjalanan dagang antara Syam dan Madinah.
Mereka menyampaikan kepada umat Muslim bahwa bangsa Romawi telah mengumpulkan pasukan beserta sekutu mereka dari kalangan Nasrani Arab untuk memerangi umat Islam.
Bahkan menurut berita itu mata-mata Romawi telah sampai di daerah Balqa.
Imam Al-Thabrani meriwayatkan sebuah hadis melalui perawi Ibnu Husain bahwa jumlah pasukan Romawi mencapai 40.000 orang.
Mendengar berita itu, Nabi Muhammad menyeru umat Muslim untuk bersiap menyambut pasukan Romawi.
Saat itu sedang musim panas dan paceklik, di mana masyarakat hidup dalam kesusahan.
Baca Juga: 5+ Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang Bergelar Uswatun Hasanah
Oleh karena itu, berbeda dari perang-perang sebelumnya yang biasanya dirahasiakan sebelum perang benar-benar terjadi, dalam perang ini Rasulullah meminta umat Muslim untuk berjihad dengan mengorbankan jiwa dan hartanya.
Mayoritas kaum Muslim terdorong untuk melaksanakan seruan Rasulullah, tetapi ada pula yang menolak.
Setelah berhasil mengumpulkan sekitar 30.000-40.000 pasukan, Nabi Muhammad memimpin mereka menuju negeri Syam.
Sesampainya di Tabuk, yang terletak di utara Jazirah Arab, rombongan Nabi Muhammad tidak menemukan pasukan Romawi, seperti yang diberitakan sebelumnya.
Karena telah menempuh perjalanan jauh, pasukan Muslim berkemah di Tabuk dan menunggu selama belasan hari.
Suatu hari, datang pejabat Ilia dan penduduk Jarba serta Adzrah.
Mereka datang untuk berdamai dan menyerahkan upeti, yang menandai akhir Perang Tabuk tanpa adanya adu senjata.
Dalam perjalanan Perang Tabuk umat Muslim menghabiskan waktu sekitar 50 hari, termasuk waktu untuk perjalanan berangkat dan pulang kembali ke Madinah.
Demikian penjelasan mengenai latar belakang Perang Tabuk sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Doa Akhir Ramadhan yang Dibaca Nabi Muhammad, Apa Keutamannya?