Walau sesak, Ganjar tetap menikmati kuliner lokal yang dihidangkan untuknya. Ada bubur, jagung manis, dodol, dan nasi kuning.
Ketika ditanya apa menu yang paling cocok di lidahnya, Ganjar mengaku merasa cocok dengan semua kuliner yang ada. “Kita mah cocok semua.”
Baca Juga: Megawati dan Ganjar Akan Resmikan Kantor Sekretariat Pemenangan Pilpres
“Nasi kuning di sini apa namanya, nasi kuning apa namanya yadi? Wah saya itu kalau lihat nasi kuning saya makan pasti. Soalnya enak banget,” kata Ganjar.
Ganjar mengaku dia merasakan nasi kuning dari berbagai daerah. Menurutnya, nasi kuning Manado tak kalah enaknya dengan nasi kuning asal Jawa atau Kalimantan. Yang membedakan nasi kuning dari berbagai daerah itu hanya lauknya.
Ada yang nakal dan bertanya ke Ganjar. Begini pertanyaannya. “Warna kuning lain ada yang merapat gak?”
Mendengar itu, Ganjar agak menyipitkan mata dan berusaha fokus melihat yang bertanya, dan sedikit tersenyum.
“Nasi kuningnya, ya pasti merapat,” kata Ganjar.
“Apa yang bikin istimewa?” Tanya kepada Ganjar lagi.
“Kan ada ikannya, campur ikan roa dikit-dikit. Kan roanya warna merah tadi. Dikit saja sudah pedes, nendang rasanya,” jawab Ganjar.