Sonora.ID - Proses pengakuan kedaulatan Indonesia melalui berbagai jalan berliku.
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Meski begitu, masih ada perjuangan panjang yang dilakukan bangsa Indonesia untuk diakui sudah merdeka.
Pihak-pihak asing, termasuk Belanda, Jepang dan Inggris awalnya tidak menyetujuinya.
Bahkan masih ada tentara Jepang yang belum mengetahui jika mereka telah kalah dan menyerah kepada sekutu. Dan belum tahu jika Indonesia telah merdeka.
Baca Juga: Apa yang Terjadi di Rengasdengklok? Ini Sejarahnya
Belanda sempat datang kembali ke Indonesia bersama Inggris setelah proklamasi kemerdekaan.
Kedatangan itu dilakukan untuk melucuti senjata tentara Jepang yang masih ada di Indonesia dan membebaskan tawanan perang Sekutu.
Kedatangan Inggris yang diboncengi tentara sipil Belanda (NICA) memicu pertentangan dari rakyat dan pemerintah Indonesia.
Mereka dianggap tidak menghormati dan mengakui kedaulatan Indonesia.
Rakyat pun melakukan perjalanan di mana-mana.
Proses Pengakuan Kedaulatan Indonesia: Perlawanan Fisik
Proses pengakuan kedaulatan Indonesia dilakukan dengan dua cara, yaitu perlawanan fisik dan diplomasi.
Perlawanan fisik dilakukan dengan kontak senjata. Adapun perlawanan ini terjadi di daerah:
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang kemudian setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Berawal dari tewasnya Jenderal Mallaby, pimpinan Sekutu. Adapun tokoh yang terlibat adalah Bung Toma, Gubernur Suryo, dan Kolonel Sungkono.
Palagan Ambarawa, terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah. Kemudian, setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri Nasional. Insiden ini bermula dari Sekutu mempersenjatai tawanan yang sudah dibebaskan. Sekutu juga membebaskan orang-orang Belanda secara sepihak. Adapun tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu antara lain Kolonel Isdiman dan Kolonel Sudirman.
Bandung Lautan Api, terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Insiden ini bermula dari ultimatum Sekutu meminta senjata yang diperoleh dari Tentara Jepang untuk diserahkan kepada Sekutu. Namun, rakyat Bandung menolaknya, bahkan membakar Kota Bandung agar tidak dikuasai Sekutu, Tokoh yang terlibat antara lain Moh. Toha, Abdul Haris Nasution, dan Suryadi Suryadarma.
Medan Area, terjadi pada tanggal 10 Desember 1945, karena orang-orang Belanda menginjak-injak bendera Merah Putih. Tokoh yang terkenal ialah Ahmad Tahir.
Baca Juga: 12 Upaya untuk Mengisi Kemerdekaan Indonesia, Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6
Proses Pengakuan Kedaulatan Indonesia: Perundingan atau Diplomasi
Proses pengakuan kedaulatan Indonesia dilakukan juga melalui perundingan atau diplomasi.
Hal ini dilakukan dengan mencari dukungan dunia internasional melalui PBB dan mengadakan perundingan langsung dengan Belanda.
Perundingan yang dilakukan dengan Belanda antara lain:
Puncak perjuangan ini terjadi saat Konferensi Meja Bundar.
Saat iru Belanda pada akhirnya mengakui kedaultan Indonesia yang ditandai dengan penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia.
Proses ini ditandai dengan penandatanganan Akta Penyerahan dan Pengakuan Kedaulatan pada 27 Desember 1949 dalam upacara di Ruang Takhta Istana Kerajaan di Amsterdam, Belanda.
Pada proses tersebut, diadakan upacara penurunan bendera Belanda yang diiringi lagu kebangsaan Belanda.
Kemudian dilakukan pengibaran bendera Merah Putih di atas istana yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia.
Indonesia juga mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain.
Negara-negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia yaitu dari negara-negara Liga Arab, yaitu Mesir, Lebanon, Saudi Arabia, Suriah, Afganistan, dan lainnya.
Itulah penjelasan tentang proses pengakuan kedaulatan Indonesia baik melalui pertempuran maupun perundingan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News