Sonora.ID - Inflasi adalah suatu kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kenaikan satu atau beberapa pada suatu saat tertentu dan hanya ‘sementara’ belum tentu menimbulkan inflasi.
Inflasi juga berkaitan dengan kenaikkan harga secara umum. Artinya, kenaikan harga satu jenis barang maupun jasa juga tidak termasuk inflasi.
Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan inflasi antara lain sebagai berikut:
Adanya kenaikan harga-harga barang yang diimpor.
Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang.
Terjadinya kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggungjawab.
Uang yang beredar jauh lebih besar daripada jumlah barang yang beredar sehingga permintaan akan barang mengalami kenaikan, maka dengan sendirinya produsen akan menaikkan harga barang.
Dikutip dari buku Buku Ajar: Ekonomi Makro Islam, negara memiliki cara menghitung inflasi menggunakan indikator yang ada. Angka didapat dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu. Jika tren harga terus naik dan bertahan, tandanya inflasi sudah terjadi. Berikut indikator yang dimiliki oleh pemerintah.
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan harga rata-rata kebutuhan konsumen.
Indeks Harga Produsen (IHP) merupakan harga rata-rata dari bahan baku untuk produksi.
Indeks harga komoditas, yaitu menilik harga barang-barang tertentu.
Indeks biaya hidup melihat pada rata-rata biaya hidup di masyarakat.
Melihat besarnya perubahan harga PDB atau Produksi Domestik Bruto.
Rumus Mengukur Inflasi: (IHK yang sekarang - IHK waktu yang lalu) / IHK sekarang x 100.
Contoh Persoalannya
Misalnya,
Harga BBM pada tahun 2008 adalah Rp4.000/litar. Sedangkan, harga BBM pada tahun 2017 sebesar Rp6.550/liter.
Cara menghitung inflasi:
(Rp6.550 - Rp4.000)/Rp6.550 x 100
= 0,389 x 100
= 38,9%
Selama kurang lebih 11 tahun, inflasi yang dialami Indonesia dilihat dari IHK BBM adalah sebesar 38,9%. Artinya, rata-rata inflasi per tahun adalah 3,5%.
Dampak Inflasi
Hal-hal yang mungkin akibat inflasi antara lain sebagai berikut.
Biaya produksi yang naik akibat inflasi akan sangat merugikan pengusaha dan menyebabkan kegiatan investasi beralih pada kegiatan yang kurang mendorong produk nasional.
Ketika inflasi para pemilik modal atau investor cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian tanah, rumah, dan bangunan. Pengalihan ini membuat investasi produktif berkurang dan kegiatan ekonomi menurun.
Menimbulkan efek buruk pada perdagangan dan mematikan pengusaha dalam negeri karena kenaikan harga secara terus-menerus menyebabkan produk-produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk negara lain. Kegiatan ekspor pun menurun dan impor justru meningkat.
Menurunnya ekspor dan meningkatnya impor menyebabkan ketidakseimbangan terhadap dana yang masuk dan keluar negeri. Kondisi neraca pembayaran akan memburuk.