Sonora.ID - 5 rukun khutbah Jumat yang ada dalam Islam wajib dilakukan secara tertib atau berurutan serta berkesinambungan.
Sholat Jumat merupakan salah satu tuntunan syariat yang dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad, demikian dikutip dari Buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula oleh Irfan Maulana.
Dalam pelaksanaan sholat Jumat, salah satu syarat sahnya adalah didahului dua khutbah yang dilangsungkan sebelum sholat Jumat dikerjakan.
Baca Juga: Khutbah Jumat Tentang Kematian, Jadi Pengingat untuk Semua!
Rukun Khutbah Jumat
1. Memuji Allah dalam kedua khutbah
Dilansir dari Nu Online, pada rukun khutbah pertama, wajib memuji Allah dalam kedua khutbah dengan menggunakan kata "hamdun" dan kata-kata yang memiliki akar kata yang sama, seperti "alhamdu", "ahmadu", "nahmadu".
Begitu pula, dalam menyebut kata "Allah", harus menggunakan kata lafadh jalalah dan tidak cukup hanya menggunakan asma Allah yang lain.
Contoh pengucapan yang benar adalah: "alhamdu lillâh", "nahmadu lillâh", "lillahi al-hamdu", "ana hamidu Allâha", "Allâha ahmadu".
Contoh pengucapan yang salah adalah: "asy-syukru lillâhi" (karena tidak menggunakan akar kata "hamdun"), "alhamdu lir-rahmân" (karena tidak menggunakan lafadh jalalah "Allah").
2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad
Sholawat kepada Nabi Muhammad harus dolakukan dalam kedua khutbah dan menggunakan kata "al-shalatu" dan kata-kata yang memiliki akar kata yang sama.
Sedangkan untuk menyebut nama Nabi Muhammad, tidak harus menggunakan nama "Muhammad", seperti "al-Rasul", "Ahmad", "al-Nabi", "al-Basyir", "al-Nadzir", dan lain-lain.
Namun, dalam penyebutannya, harus menggunakan isim dhahir (kata benda nyata), tidak boleh menggunakan isim dlamir (kata ganti) menurut pendapat yang kuat.
Contoh membaca shalawat yang benar adalah: "ash-shalâtu ‘alan-Nabi", "ana mushallin ‘alâ Muhammad", "ana ushalli ‘ala Rasulillah".
Contoh membaca shalawat yang salah adalah: "sallama-Llâhu ‘ala Muhammad", "Rahima-Llâhu Muhammadan" (karena tidak menggunakan akar kata "ash-shalâtu"), "shalla-Llâhu ‘alaihi" (karena menggunakan isim dlamir).
Baca Juga: Khutbah Jumat Bulan Syawal yang Mengharukan: Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa
3. Memberi wasiat dengan ketakwaaan
Tidak ada ketentuan redaksi yang pasti untuk rukun khutbah ketiga ini. Prinsipnya adalah menyampaikan pesan kebaikan yang mengajak kepada ketaatan atau menjauhi kemaksiatan.
Contohnya, "Athi'ullaha, taatlah kalian kepada Allah", "ittaqullaha, bertakwalah kalian kepada Allah", "inzajiru ‘anil makshiat, jauhilah kemaksiatan".
4. Membaca ayat suci Al-Qur'an
Dalam salah satu dari dua khutbah, wajib membaca ayat suci Al-Qur'an. Namun, menurut Syekh Abu bakr bin Syatha, membaca ayat Al-Qur'an lebih utama ditempatkan pada khutbah pertama.
Standarnya adalah ayat yang dapat memberikan pemahaman maknanya secara sempurna, baik berupa janji-janji, ancaman, nasihat, cerita, dan sebagainya.
5. Berdoa untuk kaum mukmin
Doa ini dilakukan di khutbah terakhir dan disyaratkan isi kandungannya mengarah pada nuansa akhirat.
Contohnya seperti, “allahumma ajirnâ minannâr, ya Allah semoga engkau menyelematkan kami dari neraka”, “allâhumma ighfir lil muslimîn wal muslimât, ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat”.
Baca Juga: 2 Contoh Teks Khutbah Jumat Lengkap dengan Doanya, Singkat dan Berarti
Demikian tadi penjelasan mengenai 5 rukun khutbah Jumat. Semoga bermanfaat!