Ini lantaran perempuan lebih mungkin mendapatkan paksaan dari pihak laki-laki untuk mengirimkan foto atau video dalam keadaan tidak berbusana.
Ternyata, ada banyak sekali motif pelaku dalam melakukan revenge porn kepada korban, salah satunya sebagai bentuk balas dendam dan ancaman.
Namun, tidak jarang pelaku melakukan tindak kejahatan ini sebagai cara untuk mendapatkan popularitas semata saja tanpa memikirkan dampak buruk kepada korban.
Dampak Buruk Revenge Porn
Karena dilakukan tanpa adanya konsensual yang datang dari pihak korban, maka revenge porn memiliki dampak yang sangat buruk kepada korban.
Penelitian mengatakan bahwa 49% korban mengalami cyberharrassment dan cyberstalking dari orang-orang yang menyaksikan konten nonkonsensual tersebut.
Bahkan, 80-93% korban mengalami tekanan emosional yang cukup parah dan signifikan akibat dari tindak kejahatan ini.
Dalam artikel yang diterbitkan oleh Journal of The American Academy of Psychiatry and The Law di tahun 2016, korban yang mengalami revenge porn cenderung merasakan emosi, rasa bersalah yang beesar, paranoia, depresi, hingga keinginan untuk bunuh diri.
Tindak kejahatan ini juga dapat menyerang psikis korban yang membuat hubungan pribadi mereka mengalami penurunan, sehingga menimbulkan perasaan terasing.
Para korban pun akan terus mendapatkan penghinaan yang membuatnya tidak berdaya dan harus mempertahakan integritas mereka seumur hidupnya.