Ilustrasi Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Masa Pubertas, Wajib Tahu! (
Freepik)
Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi
Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.
Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:
Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agarmencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.
Khusus untuk perempuan, perlu juga mengetahui cara menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksi saat menstruasi.
Berikut cara menjaga kesehatan dan keberihan reproduksi saat menstruasi yang dikutip dari stikesyarsi-pontianak.ac.id:
Pilihlah pembalut yang bebas dari berbagai jenis bahan berbahaya dan nyaman saat dipakai.
Ganti pembalut secara berkala, antara 3 hingga 5 kali dalam sehari
Bersihkan vagina terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut. (Membersihkan vagina sebainya dilakukan dengan air mengalir dan sebaiknya hindari penggunaan sabun).
Cuci tangan sampai bersih setelah membuang pembalut serta sebelum mengganti pembalut.
Rutin mengganti celana dalam (CD) untuk menghindari resiko tidak nyaman di sekitar vagina.
Bagi wanita yang sering mengalami nyeri saat menstruasi, mengompres perut bagian bawah dengan air hangat, melakukan olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup mampu membantu mengurangi rasa nyeri.
Akan tetapi, bila nyeri terjadi hingga berhari-hari dan menggangu aktivitas, sebaiknya hubungi dokter untuk mengonsultasikannya.
Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya.
Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya.