Walau langit tak menyatukan kembali
(Yullia Syafhira)
Puisi 5
Belenggu Mimpi Petunjuk Masa
Kala senja sore itu
Mengingatkanku akan mimpi terbelenggu
Terbersit dalam bayang waktu yang kini melambai menunggu
Perlahan datang angan semu itu
Secercah harap kian menghampiri
Meski kini jiwa tak mampu percaya diri lagi
Nasib pun tak juga kian mumpuni
Tapi bukan berarti mimpi tak layak membumi
Depan tak pernah terbelakang
Sukses tak akan lupa di mana letak jalannya
Manusia adalah insan sempurna
Mereka semua berhak berencana baik demi ke depannya
Bersimpuh dalam sujud mengagungkan nama-Nya
Mengadu meminta semua harap cita
Biar hanya gadis pelosok desa yang buta akan masa
Kami punya lentera cita yang terbaik untuk nusa
(Yusnia Puspitasari)
Puisi 6
Kembali pada Diri yang Bergelora
Setelah semuanya tak lagi sama
Saat semua tak seperti biasanya
Kenangan itu seolah kembali menyapa
Ada diri saat berumur lima
Saat gelora yang begitu membara
Kini saat memasuki kepala dua
Seolah gelora berumur lima itu sirna
Entah ke mana
Sesekali dicarilah gelora yang membara
Namun yang bertemu tak sesempurna itu kala
Lara
Diri sekadar ingin diri yang bergelora
Yang tak hanya santai saat ada peristiwa
Yang tak hanya abai saat ada bencana
Ingin diri yang kembali membara
Membuat segalanya jadi gembira
Semoga bisa
Semoga terlaksana
(Suci Ramadhanty)
Baca Juga: 30 Contoh Puisi Karya Chairil Anwar yang Populer di Masyarakat
Puisi 7
Teruslah Berjuang
Banyak yang berjuang untuk mendapat kemenangan
Tak sedikit yang berkorban demi mencapai bintang
Namun apalah daya jika semua itu tak bisa digenggam
Hanya keringat dan air mata sisa perjuangan masa silam
Tidak ada yang menduga nasib remaja di masa depan
Akankah menjadi orang
Atau menjadi tertawaan orang-orang
Entahlah
Tetaplah perjuangkan apa yang engkau inginkan
Berlarilah tanpa kenal tumbang
Kembalikan semua kepada Sang Pemilik masa depan
Dialah Yang Maha Mengetahui apa yang engkau butuhkan
Bukan apa yang engkau inginkan
(Ulin Nikmah Arif)
Puisi 8
Mimpi
Bila hatimu telah terasa gundah
Berbaringlah pada kesunyianmu
Bila hatimu tak kunjung cerah
Maka pejamkanlah matamu lalu tidurlah
Bawa dirimu melayang dan tebang tinggi
Dalam indahnya dunia mimpi
Lalu bila hatimu telah riang
Buka mata, lalu bangkitlah dari mimpi itu
Sebab, ada banyak orang yang telah menantimu
Puisi 9
Masa Depan
Bantu aku melupakan kenangan
Jangan biarkan aku menari ditengah masa lalu
Kupas semua kenangan
Ciptakan masa depan
Hidup untuk sekarang
Berharap kebahagiaan di masa depan
Puisi 10
Hidup Akan Terus Berjalan
Mengapa harus menangis bila saat ini masih bisa tersenyum?
Mengapa harus airmata yang keluar ketika mulai menyapa?
Lihatlah di keluar,
Disana ada yang lebih susah ketimbang darimu
Lihat mereka,
Pikirkan, sebelum kau mengeluarkan air mata
Bersyukurlah apa yang kau miliki saat ini
Puisi 11
Merindukan Masa Depan
Terpaut wajahku menitari angan-angan
Tetesan embun harapan memecah keputusasaan
Berlinang langit sore mengucapkan selamat tinggal
Namun aku bangkit untuk melihat masa depan
Sudah, sudahlah diam wahai jiwa yang layu
Tak pernah sungkan untuk meneliti hati yang beku
Masa depanku ada di depan tubuh dan ragaku
Sejauh 5 sentimeter atau lebih dekat dari itu
Wahai jiwa yang merindu
Rindukanlah hal yang belum berdebu
Secercah harapan menungguku
Untuk meraih masa depanku
(Bayu Ilham Sulaiman)
Puisi 12
Doa dan Harapan
Saat semua orang ingin bahagia
Aku menemukan kebahagiaanku
Dari secuil waktuku bersamamu
Aku menikmati, kita tertawa
Kita juga pernah menangis bersama
Ternyata, semua tidak semengerikan yang aku bayangkan
Aku kira tidak bisa melihatmu lagi
Walau dalam diam, aku punya sejuta doa dan harapan
Agar waktu terus memihak kita
Semoga apa yang kamu harapkan jadi kenyataan
Semua impian yang pernah kamu katakan
Dan aku akan jadi orang yang paling bahagia
Setiap kali kamu dan aku terjebak dalam waktu yang sama.
Baca Juga: 10 Puisi Hari Pendidikan Nasional 2023 yang Sesuai dengan Tema
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.