Namun berselang tiga bulan kemudian, sang Ibu mendapat informasi bahwa ternyata cidera yang dialami anaknya bukan pada saat bermain.
Seorang saksi mata ketika peristiwa itu terjadi membeberkan kisah yang dilihatnya kepada sang ibu melalui sambungan telepon. Persisnya pada Jumat (26/5) lalu.
"Karena beliau bilang, ulun (saya, red) sebagai ibu, berhak tahu kejadian sebenarnya," tulisnya.
Sejauh ini, atas saran rekan-rekannya, sang ibu pun melaporkan apa yang dialami anaknya ke sejumlah instansi terkait.
Seperti Polda Kalsel, Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak.
Smart FM Banjarmasin pun lantas melakukan penelusuran dan menggali informasi dari berbagai sumber untuk mengetahui sekolah yang dimaksud.
Alhasil, Smart FM Banjarmasin berhasil menemukan. Yakni di kawasan Jalan Kinibalu, Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Siang itu, Senin (29/5), jalanan bangunan PAUD tampak sepi. Seorang perempuan, menyapa saat kedatangan Smart FM Banjarmasin ke sekolah itu.
Tujuannya, tak lain adalah untuk mengkonfirmasi kebenaran berita yang beredar di media sosial.
Namun, dengan sopan, sang perempuan yang diketahui sebagai ketua yayasan, itu mengaku belum bisa memberikan keterangan.
Dia bilang, pihaknya masih perlu menunggu mediasi yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Hal itu juga dibenarkan oleh perempuan yang bertindak sebagai kepala PAUD, Romeyuliyanti, yang saat itu tampak mendampingi sang ketua yayasan.
Mereka berjanji akan memanggil awak media, setelah proses mediasi selesai.
Disisi lain, sampai pukul 00.00 WITA, Selasa (30/5), Smart FM Banjarmasin mencoba menemui sang ibu yang tengah menyampaikan laporan.
Sayangnya, pertemuan belum terealisasi akibat kegiatan sang ibu yang masih padat.
Informasi terakhir yang didapat, sang anak anak menjalani visum di RS Bhayangkara.
Baca Juga: Lindungi Korban Kekerasan, Menteri PPPA Manfaatkan Rumah Sahabat Perempuan dan Anak