Petani: Perut pejabat gendut-gendut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani, ada pajak para pedagang kecil. Lihatlah kami, sengsara merasakan…
Caleg: Kebahagiaan besar untuk kami, mampu memperjuangkan hak para petani, hak kaum buruh yang terinjak-injak, hak para anak generasi bangsa. Untuk para koruptor, akan ku…
Maling: Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak-anakku butuh sesuap nasi, butuh lembaran bergambar presiden Soekarno untuk pendidikannya, hanya sebatas ayam tetangga, aku bisa di…
Caleg: Hukum mati. Untuk mereka yang sudah menggelapkan uang rakyat, mari kita…
Petani: Potong. Lalu tinggal dicangkul dan terus seperti itu. Namun, pupuk kain naik harganya, adakah pejabat memikirkan nasib kami para petani? Di sini kami terseok-seok di antara tanaman padi, sementara di sana mereka…
Maling: Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak-anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan perutmu dengan uang haram. Apa daya, pekerjaan susah diperoleh, harga kebutuhan pokok semakin naik. Walaupun nanti aku ketahuan dan dibunuh oleh mereka yang…
Caleg: Mencuri uang rakyat.
2. Contoh Puisi Berantai 3 Orang II
Baca Juga: 12 Puisi tentang Masa Depan yang Inspiratif, Indah, dan Penuh Harapan
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.