4. Penanaman Wajib Tanaman Perang
Pemerintah Jepang juga menerapkan penanaman wajib tanaman-tanaman yang dibutuhkan dalam perang, seperti pohon jarak.
Pohon jarak digunakan sebagai bahan bakar pesawat dan pelumas senjata.
Dijelaskan dalam buku Nippon Pengubah Sejarah oleh Arisandi, Namun, penanaman wajib ini mengakibatkan kerusakan pada tanah para petani Indonesia.
5. Penurunan Industri
Selama pendudukan Jepang, tidak hanya masalah sandang dan pangan yang muncul, tetapi juga kekurangan pakaian yang layak.
Sebelumnya, Indonesia sangat bergantung pada impor pakaian dari Belanda. Untuk mengatasi kekurangan ini, Jepang memaksa petani menanam kapas dan membuka usaha konveksi.
Namun, industri tekstil tidak dapat pulih karena pasokan kapas yang terbatas.
6. Perubahan dalam Sektor Perbankan dan Keuangan
Jepang tetap menggunakan mata uang gulden yang merupakan peninggalan Belanda dengan tujuan menjaga stabilitas harga barang.
Beberapa bank yang dimiliki oleh Belanda dilikuidasi dan digantikan oleh bank Jepang, seperti Yokohama Ginko, Mitsui Ginko, dan Kana Ginko.
Salah satu bank, yaitu Nanpo Kaihatsu Ginko, menggantikan tugas tentara Jepang dalam mengedarkan invansion money sebagai pengganti uang Belanda.
Selama pendudukan, Jepang juga memberlakukan pajak yang tinggi, hingga 70 hingga 35 kali lipat lebih tinggi daripada pajak sebelumnya, terutama bagi keturunan Eropa dan Tionghoa.
Baca Juga: 4 Tujuan Gerakan 3A: Pembentukan, Semboyan, dan Alasan Pembubaran
Demikian tadi alasan mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang. Semoga bermanfaat!