Sonora.ID - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara memperkirakan kebutuhan sapi kurban pada ldul Adha 1444 Hijriah.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Distanak) Kutai Kartanegara Aji Gozali Rahman, menyebut, kebutuhan hewan kurban di Kukar mencapai 2000 ekor sapi.
Sedangkan untuk kambing, Distanak Kutai Kartanegara telah menyiapkan 1.000 ekor kambing kurban untuk memenuhi kebutuhan 20 kecamatan di Kukar.
"Kebutuhan sapi untuk Idul Adha tahun ini diperkirakan berkisar 1.500 sampai 2.000 ekor, tapi kita persiapkan 2.500 ekor mengantisipasi adanya kekurangan," ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Selasa (30/5/2023).
Untuk memenuhi kebutuhan sapi hewan kurban tersebut, Kutai Kartanegara perlu mendatangkan ternak dari luar daerah.
Baca Juga: Berita Hari Ini: Vaksin Hewan Ternak di Kota Bandung Masih Berlanjut
Hewan ternak tersebut akan mensuplai 40 persen kebutuhan sapi dan kambing di Kutai Kartanegara pada Idul Adha 2023.
Aji Gazali menyebut, kebutuhan ribuan ekor sapi tersebut mayoritas akan dipasok dari Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan.
Wilayah Nusa Tenggara Timur direkomendasikan lantaran sejumlah alasan. Sapi dari wilayah itu dipastikan bebas wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
Mengingat, Nusa Tenggara Timur juga memiliki kebijakan untuk mengisolasi hewan ternak mereka apabila berasal dari luar daerah.
"Tapi sebagai langkah kewaspadaan jangka pendek ketika masuk Kukar, sapi dari NTT akan disuntik vaksin dosis 1 lebih dulu," kata Aji Gozali Rahman.
Pasokan Lokal Terbatas
Ia mengungkapkan, kebutuhan ternak untuk Idhul Adha akan didatangkan melalui para pedagang di pasar hewan, dikarenakan pasokan ternak di peternak lokal terbatas.
Namun, para pelaku usaha pun harus memenuhi sejumlah persyaratan agar dapat mendatangkan sapi dari luar Kutai Kartanegara.
Syarat tersebut di antaranya sertifkat vaksin, hasil laboratorium hingga hasil analisa resiko yang menunjukan minim resiko. Hal ini diperlukan agar Kutai Kartanegara tetap menjadi daerah zona hijau dan terbebas dari penyakit ternak.
"Kita tidak merekomendasikan masuk sapi dari Jawa, karena ada wabah LSD (Lumpy Skin Disease),” pungkasnya.