Hiasan lainnya berupa kerang yang ditempelkan pada bagian bulu burung kasuari.
Belati pertama kali diperkenalkan Suku Asmat.
Dahulu, senjata dipercaya hanya digunakan untuk ritual pembunuhan saja.
Namun saat ini, senjata digunakan sebagai pelengkap pakaian adat pria Papua. Cara memakainya dengan melilitkan di bagian sisi pinggang pria.
Setiap suku di Papua, mereka memiliki busur dan panah dengan jenis yang berbeda-beda, baik bentuk, fungsi, bahan pembuatannya, bahkan penyebutannya juga berbeda-beda, Pada Suku Muyu, salah satu suku yang ada di Papua, busur disebut Tinim, sedangkan Panah adalah Ando.
Bahan pembuatan busur atau Tinim berasal dari pohon sejenis palem atau enau kecil. Pohon tersebut dibelah selebar tiga jari.
Kemudian, ujung busur diikat dengan ujung busur yang lainnya membentuk setengah lingkaran.
Selain itu, busur menggunakan bambu khusus yang telah dihaluskan untuk diletakkan di bagian tengah, bambu diikat dengan tali genemo yang telah dipintal untuk menahan bambu.
Sementara, bahan panah atau ando dibuat dari alip atau pohon kasim sejenis pohon bambu yang diambil dari hutan.
Pohon ini lalu diolah dengan menggunakan api supaya lurus. Setelah lurus, panah dipasang mata panah yang terbuat dari bambu.