Sonora.ID - Drama Korea (drakor) populer The Good Bad Mother telah mengakhir penayangannya pada 8 Juni 2023 dengan rating tertingginya.
Episode terakhir atau episode 14 drama The Good Bad Mother ini berhasil mencetak rating nasional rata-rata sebanyak 12,0 persen dan menandai rekor pribadi barunya.
Tak hanya berhasil mempertahankan posisi pertama dalam slot waktunya di semua saluran, drama yang dibintangi oleh aktris Ra Mi-Ran dan aktor Lee Do-Hyun ini bahkan mencetak rekor baru untuk peringkat tertinggi yang dicapai drama Rabu-Kamis mana pun dalam sejarah JTBC.
Drama The Good Bad Mother sendiri diketahui disutradarai oleh sutradara Sim Na-Yeon dan ditulis oleh Bae Se-Young.
Berikut ini kami sajikan paparan sinopsis cerita dan review drama Korea The Good Bad Mother, yang dikutip dari pendapat Gerald Vincent dan psikolog Indah SJ.
Baca Juga: Sinopsis The K2: Cinta Berbahaya Antara Bodyguard dan Anak Tidak Sah Majikan yang Berbau Politik
A. Sinopsis Drama Korea ‘The Good Bad Mother’
The Good Bad Mother menceritakan kehidupan ibu tunggal bernama Young-Soon dan anak laki-lakinya Kang-ho yang hidup susah di sebuah desa usai kematian sang suami yang misterius.
Lantaran musibah yang dialaminya dan sang suami, Young-Soon pun bertekad untuk mendidik anaknya dengan keras sehingga membuatnya menjadi sosok ibu yang buruk serta meninggalkan trauma untuk sang anak.
Sosok Kang-Ho pun diceritakan berhasil menjadi seorang jaksa atas tuntutan dari sang ibu. Saat menjadi jaksa, Kang-Ho mempertaruhkan segalanya termasuk nyawanya untuk mengungkap kematian sang ayah.
Dalam upayanya ini ia bahkan harus meninggalkan sang ibu. Tak hanya sang ibu, ia juga meninggalkan kekasihnya bernama Lee Mi Joo yang ternyata diam-diam tengah mengandung anak kembar dari Kang-ho.
Namun suatu hari, Kang-ho mengalami kecelakaan tragis dan membuatnya menjadi seperti anak kecil. Dia pun harus pindah kembali ke kampung halamannya dan memulai hidup baru dengan ibunya, Young-Soon.
Nasib sial keluarga Kang-ho tidak hanya berakhir di situ saja. Saat Kang-ho mulai sembuh dan bisa mengingat kembali ingatannya, Young-Soon divonis mengidap penyakit mematikan oleh dokter dan tidak memiliki umur yang panjang.
Meski berbagai ujian menimpanya, hingga akhir cerita Kang-ho tetap tidak putus asa untuk mengungkap misteri kematian sang ayah.
B. Review ‘The Good Bad Mother’
Sedih dan Kocak
Dengan alur ceritanya yang menceritakan perjuangan seorang ibu tunggal dalam membesarkan anak semata wayangnya, drama ini mampu membuat penontonnya terharu dan menangis dalam beberapa adegan.
Namun, rasa haru tersebut juga dibumbui dengan adegan penuh humor atau tawa dari karakter-karakter tetangga desa Kang-ho yang unik dan kocak.
Vibe Pedesaan
Drama ini menurut Gerald Vincent juga berhasil menggambarkan suasana pedesaan dengan pemandangannya yang indah, karakter-karakter tetangga yang selalu ingin tahu atau kepo serta baik, dan rasa kekeluargaan antartetangga yang kuat.
Banyak Plot Twist
Selain itu, drama ini juga mengandung plot twist dalam setiap episodenya sehingga para penonton sulit untuk menebak-nebak.
Series yang Penulisannya Cerdas
Selain visualnya yang indah dan kemampuan akting para pemainnya yang sangat keren, Gerald juga menilai bahwa penulisan cerita series ini cukuplah cerdas. Ia bisa merasakan bahwa series ini dibuat dengan penuh cinta.
C. Review dari Segi Psikologi
Bukan hanya jalan ceritanya yang sempurna dan indah, drama ini juga mengajarkan pola asuh orang tua dan dampaknya pada karakter anak. Berikut ini paparannya dikutip dari pendapat psikolog Indah SJ.
Pola Asuh Otoriter Young-Soon
Indah SJ menjelaskan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh Young-Soon pada Kang-ho termasuk pola asuh orang tua otoriter yang ditandai dengan adanya interaksi yang hanya searah, orang tua mendominasi, minim diskusi, adanya keharusan anak untuk patuh, dan melibatkan hukuman baik secara fisik maupun mental.
Apa akibatnya dari pola asuh orang tua yang otoriter ini? Dampaknya yang dapat dilihat dari sosok Kang-ho ini adalah anak menjadi tertutup dan dingin, mengalami masalah sosial seperti kaku saat berinteraksi dengan orang lain, mudah marah, menaruh dendam, dan keras.
Selain itu, pola asuh ini juga dapat menimbulkan rasa trauma pada diri anak. Hal ini dapat dilihat dari sosok Kang-ho yang saat amnesia tidak mau makan karena takut dimarahi ibunya.
Sebagian besar anak dengan pola asuh otoriter biasanya akan berontak dan kehilangan kepercayaan diri saat usia dewasa.
Beruntungnya, Kang-ho masih memiliki lingkungan yang positif untuk memberikan perspektif lain dalam memahami pola asuh sang ibu.
Baca Juga: Review Drama Doctor Cha: Dinilai Mengglorifikasi Perselingkuhan?
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.