Sonora.ID - Dalam artikel ini kita akan membahas secara lebih detail mengenai ROI dari pengertian, kelebihan dan kekurangannya, hingga cara menghitungnya.
ROI atau Return on Investment merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kinerja dan profitabilitas suatu investasi.
Pada semua jenis investasi, penggunaan ROI dianggap penting saat menganggarkan modal dan mengambil keputusan.
ROI merupakan tolok ukur dari keuntungan bisnis yang paling tepat. Beberapa pakar keuangan di Indonesia pun menganggap ROI sebagai uang atau aset yang didapatkan atau hilang dalam proses investasi dari suatu bisnis.
Baca Juga: 4 Tujuan Kewirausahaan yang Penting ketika Membangun Bisnis Sendiri
Pengertian ROI
Mengutip dari laman Kementerian Keuangan Republik Indonesia, ROI merupakan persentase kenaikan atau penurunan investasi selama periode tertentu.
Perhitungan tersebut dihitung dengan mengambil perbedaan atau selisih antara nilai saat ini atau yang diharapkan dan nilai asli dibagi dengan nilai asli dan dikalikan dengan 100.
Rumus dan Cara Menghitung ROI
Rumus perhitungan ROI adalah:
ROI: (Total penjualan - investasi) : Investasi x 100%
Dengan perhitungan rumus di atas, jika hasilnya positif maka memperoleh pengembalian dari investasi yang dilakukan.
Akan tetapi, jika hasilnya negatif maka sebetulnya investasi tersebut membuat kehilangan profit dari investasi yang diberikan.
Kelebihan ROI
Kelebihan dari ROI adalah perhitungan yang menggunakan rumus sederhana, mudah untuk dihitung, dan mudah dipahami.
ROI juga dapat membantu pemeriksaan prospek investasi, membantu mengukur potensi pengembalian berbagai peluang investasi, membantu pengukuran manfaat investasi di departemen/instansi tertentu, dan membantu pengukuran persaingan pasar.
Kekurangan ROI
ROI juga memiliki keterbatasan, misalnya, sulitnya membandingkan ROI antarperusahaan atau instansi. Hal ini karena praktik dan metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung ROI bisa berbeda.
Selain itu, rumus ROI tidak memperhitungkan faktor waktu. Padahal waktu juga memengaruhi nilai laba investasi karena faktor fluktuasi nilai uang, dan faktor lainnya.
Contoh Kasus
Untuk memahaminya dengan lebih baik, berikut kami sajikan contoh kasus dan penyelesaiannya, dikutip dari laman Gramedia.
Perusahaan A ingin membeli sebuah alat yang bisa melakukan pekerjaan yang awalnya dilakukan 12 pekerja manusia.
Harga dari alat tersebut yaitu 250 juta rupiah, sedangkan gaji dari masing-masing pekerja yang ingin dihilangkan tersebut yaitu senilai 3,6 juta rupiah.
Untuk menghitung ROI selama satu tahun, maka perhitungannya yaitu:
Pendapatan investasi adalah besarnya gaji yang bisa dihilangkan. Berarti perhitungannya 12 x 3.600.000 x 12 = Rp518.400.000,-. Sementara biaya investasi adalah harga beli alat, yaitu Rp250.000.000,-.
ROI = (518.400.000 - 250.000.000) : 250.000.000×100%
= 268.400.000/250.000.000×100%
= 107,36% atau 1,0736.
Nilai ROI di atas melebihi 100 persen yang artinya dapat menutupi modal yang dikeluarkan terhadap alat tersebut.
Hal itu berarti pembelian alat tersebut dapat dipertimbangkan. Sebab, menurut perhitungan ROI, alat tersebut bisa memberikan keuntungan.
Baca Juga: Proses Bisnis: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contoh
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.