Klaim tersebut didasarkan pada data Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) yang mencatat adanya realisasi penjualan AMDK galon bermerek sebesar Rp9,7 triliun.
Realisasi tersebut ditopang oleh kinerja produksi AMDK galon bermerek yang secara total tercatat mencapai 10,7 miliar liter dalam skala nasional.
Capaian tersebut terhitung tumbuh tipis sebesar 3,64 persen realisasi penjualan dan produksi AMDK galon bermerek pada tahun sebelumnya.
Tren baru konsumsi AMDK dalam bentuk galon ini, dinilai cukup mengkhawatirkan, lantaran belum diimbangi dengan adanya edukasi yang memadai dan pemberitaan tentang risiko penggunaan bahan Bisfenol A (BPA) pada produk galon guna ulang.
Baca Juga: Resmikan Pencatatan Efek Beragun Syariah, Wapres: Dongkrak Pembiayaan Perumahan Syariah
"Misalnya berita tentang imbauan regulator bahwa kandungan BPA pada galon polikarbonat masih aman, asalkan sesuai dengan kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI)," ujar Kepala Center For Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy Pascasarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto.
Menurut Algooth, media massa sebagai salah satu alternatif sumber informasi paling efektif bagi masyarakat, perlu menggali lebih dalam terkait detil dari permasalahan tersebut.
Hal ini lantaran di Eropa dan Amerika, telah banyak menyampaikan peringatan dan bahkan larangan dari orotitas keamanan pangan atas kemasan pangan yang berisiko mengandung BPA.