Sonora.ID - Simak beberapa contoh cerpen motivasi yang penuh makna berikut ini.
Cerpen atau cerita pendek adalah suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.
Biasanya cerpen hanya fokus menceritakan permasalahan satu tokoh saja.
Cerpen biasanya dibuat sebagai hiburan atau bahkan motivasi bagi pembacanya.
Dalam artikel ini akan ada beberapa cerpen motivasi yang bisa meningkatkan semangat dan motivasi bagi Anda.
Baca Juga: 20 Contoh Cerpen Singkat Berbagai Tema yang Menarik dan Seru
Contoh Cerpen Motivasi
Suatu malam di hutan yang gelap dan sunyi, seekor burung hantu muda merasa takut dan tidak mampu terbang. Burung hantu itu sangat sedih karena ia tidak bisa mengejar mangsanya atau terbang bebas seperti burung hantu lainnya.
Burung hantu muda itu bertanya pada ibunya, “Mengapa aku tidak bisa terbang seperti burung hantu yang lain? Apa yang salah dengan diriku?”
Ibu burung hantu tersenyum dan berkata, “Tidak ada yang salah denganmu, sayang. Kamu hanya belum belajar bagaimana terbang dengan baik. Kamu masih muda dan masih banyak waktu untuk belajar dan berkembang.”
Burung hantu muda itu menangis dan berkata, “Tapi aku merasa begitu lemah dan tidak berguna. Aku tidak akan pernah bisa terbang seperti burung hantu yang lain.”
Ibu burung hantu itu menghibur anaknya dan berkata, “Jangan menyerah. Setiap burung hantu memiliki waktu dan cara belajar yang berbeda-beda. Kamu harus focus dan gigih dalam belajar terbang. Kamu harus percaya pada dirimu sendiri dan jangan pernah menyerah.”
Burung hantu muda itu mulai berlatih setiap hari, memperbaiki teknik terbangnya dan membangun kekuatan fisiknya. Dia juga belajar dari ibunya dan burung hantu lainnya. Setelah beberapa waktu, burung hantu muda itu menjadi lebih kuat dan terampil dalam terbang.
Suatu malam, burung hantu muda itu berhasil menangkap mangsa pertamanya. Dia merasa begitu senang dan bangga atas pencapaian tersebut. Dia belajar bahwa dengan fokus, kegigihan dan kepercayaan diri, dia bisa mencapai apa yang dia inginkan.
Kisah burung hantu ini mengajarkan kita bahwa tidak peduli seberapa sulit atau mustahil sesuatu yang terlihat, kita selalu mempunyai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dengan semangat dan tekad kuat, kita dapat mencapai tujuan dan mengatasi rintangan yang muncul sepanjang waktu.
Pada suatu hari terdapat rumah yang berada di tengah hutan. Rumah tersebut dihuni oleh ibu dan seorang anak kecil. Pada waktu pagi hari, anak tersebut bermain di halaman rumahnya kemudian munculah seekor rusa.
Rusa tersebut memiliki tanduk yang panjang. Rusa itu datang dengan mencoba memasukan tanduknya ke baju sang anak kecil. Karena hal tersebut, anak kecil pun menjadi terangkat. Anak kecil itu kemudian menangis dan teriak memanggil ibunya.
Ibu yang mendengar suara anaknya yang menangis pun datang dan melihat apa yang sedang terjadi di luar. Tidak sangka rusa membawa anak kecil tersebut ke dalam hutan. Sang ibu sekuat tenaga mengejar rusa tersebut ke dalam hutan dan mengikuti arah rusa itu berlari.
Sang ibu berhasil mengikuti rusa tersebut dan bahagia melihat anaknya kembali dan mengambil anaknya dan kemudian pergi dari hutan tersebut. Betapa terkejutnya saat sesampainya di rumah, ia melihat kondisi rumah yang sudah rusak akibat tertimpa pohon besar.
Ibu ini kemudian mengingat jika dirinya pernah menyelamatkan anak rusa dari pemburu. Sang ibu menutupi anak rusa dengan kain sehingga pemburu tidak bisa melihatnya. Saat pemburu sudah menghilang, sang ibu kemudian membuka kain tersebut.
Tidak disangka rusa yang membawa anaknya tadi merupakan rusa yang pernah ia selamatkan dulu. Rusa tersebut seakan-akan mengucapkan rasa terima kasih untuk ibu karena pernah menyelamatkannya. Kini sang rusa menyelamatkan ibu dari pohon yang roboh.
Pendidikan, sebuah kata yang seharusnya bisa dirasakan oleh setiap orang terutama bagi anak-anak. Namunm pada kenyataannya tak semua orang bisa merasakan pendidikan di sekolah, salah satu penyebabnya adalah harus mencari rezeki. Bagus, itulah nama panggilanku dan aku satu dari sekian banyak yang tak bisa merasakan apa itu arti bersekolah.
Usiaku saat ini 10 tahu, kata teman-temanku, “seharusnya aku sudah kelas 4 atau 5 SD”, tetapi karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan aku harus mencari rezeki demi bisa memenuhi kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih berusia 5 tahun.
Aku dan adikku hanya tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi dan itu pun milik orang lain. Tak pernah terbayangkan oleh diriku apabila tak ada rumah ini, mungkin saja aku dan adikku harus tidur di depan ruko yang setiap malam harus melawan dinginnya malah atau hujan. Pada suatu waktu, malam hari terasa lebih dingin, kami berdua tak memiliki selimut dan hanya mempunyai satu sarung, kemudian sarung itu kuberikan kepada adikku.
Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena motor yang dikendarai oleh ayahku jatuh disaat hujan sedang turun dengan deras. Kedua orangtuaku sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, orangtuaku meninggal dunia dan aku yang mendengar kabar itu merasakan sedih yang mendalam.
Hingga akhirnya di tahun ketiga, aku dan adikku mendapatkan pembiayaan sekolah sampai lulus SMA dari lembaga pendidikan pemerintah. Setelah mendengar kabar seperti itu, aku pun merasa senang karena bisa merasakan bersekolah dan bertemu dengan teman-teman baru. Tak hanya sampai disitu. Aku sangat merasa bahagia karena adikku tercinta bisa menempuh pendidikan yang layak dan kami berdua belajar dengan sungguh-sungguh.
Sejak saat itulah aku dan adikku mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat, bahkan aku juga berhasil melanjutkan pendidikan sarjana dengan beasiswa yang aku peroleh. Jadi, selalu percayalah bahwa kelak suatu saat nanti, hal yang kita inginkan bisa tercapai dan kita bisa bahagia.
Di sebuah kampung, ada remaja perempuan bernama Rani yang tidak mempunyai sahabat. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena dia terlihat dekil dan kotor, sehingga anak remaja yang lain menjauhinya.
Suatu hari, datanglah pendatang baru di kampung itu bernama Bu Mira dan Pak Ardi, mereka membawa anak mereka bernama Citra. Di perjalanan menuju rumah baru mereka, Citra melihat Rani sedang melamun dan Citra pun ingin mendatangi. Namun, orang tuanya tidak memperbolehkan karena harus ke rumah dulu
Sesampainya di rumah, Citra langsung merapikan barang-barangnya dan dia beristirahat sebentar di kamar. Dia kembali teringat dengan gadis yang ia temukan tadi, dia pun langsung keluar rumah untuk menghampiri wanita itu
"Hai, nama mu siapa?" tanya Citra.
"N-namaku Rani," jawab Rani dengan agak gugup
"Hei, kenapa kamu terlihat gugup?" tanya citra lagi
"A-Aku takut," sahut Rani
"Kamu takut denganku? Aku hanya ingin berteman denganmu Rani," jawab Citra
"Apa? Teman? Kamu ingin berteman denganku?" sahut Rani dengan tersenyum.
"Iya. Apakah kamu mau?" jawab Citra.
"Tetapi aku sangat dekil dan kotor, sehingga anak-anak itu menjauhiku," jawab Rani sambil menunjuk anak-anak remaja yang sedang bermain.
"Tidak apa-apa, lagi pula aku pendatang baru di sini dan aku tidak punya teman," sahut Citra
"Iya... Aku mau!" jawab Rani dengan bahagia.
Mereka pun berteman. Citra suka membawa Rani main ke rumahnya dan mengajaknya jalan-jalan ketika dia mau pergi bersama orang tuanya. Rani sangat bahagia memiliki teman. Lama kelamaan mereka semakin dekat mereka bersahabat dengan baik. Hingga pada suatu hari, Citra harus pergi keluar kota untuk ikut orang tuanya bekerja, dan Citra pamit kepada Rani.
"Rani, aku akan pergi keluar kota selama 1 bulan," kata Citra
"Loh, kenapa?" tanya Rani.
"Ayahku ada kerja di sana, jadi aku dan Ibu harus ikut," jawab Citra.
"O-oh ya sudah, hati-hati ya Citra," sahut Rani dengan agak sedih.
Citra pun pergi keluar kota, Rani sangat sedih karena dia tidak mempunyai teman. Setiap hari Rani memikirkan Citra dan ia ingin Citra cepat pulang. Rani hanya diam dan memikirkan itu setiap hari.
Satu bulan pun tiba, dan Citra pun belum pulang. Rani tetap menunggu Citra, tetapi sudah dua bulan Citra belum pulang. Rani khawatir, dia selalu memikirkan apa yang terjadi pada Citra.
Setelah dua bulan dua minggu, Citra akhirnya pulang. Saat itu, Rani sedang tidak enak badan. Citra langsung menghampiri rumah Rani. Sesampainya di rumah Rani, Citra langsung menjenguk Rani. Melihat kedatangan Citra, Rani terlihat sangat bahagia karena ia telah menunggu Citra.
"Citra? Kamu sudah pulang?" tanya Rani dengan bahagia
"Sudah Rani," sahut Citra
"Kenapa pulangnya lambat, sedangkan kamu bilang cuman satu bulan?" tanya Rani.
"Tiba-tiba ayahku ada kendala yang harus diselesaikan, jadi aku pulangnya terlambat," sahut Citra.
Citra pun menemani sampai Rani sembuh. Setelah Rani sembuh mereka kembali bermain-main seperti dulu. Rani terlihat sangat bahagia memiliki sahabat seperti Citra.
Pada suatu hari, hidup seorang pemuda bernama Andi. Kehidupan Andi terasa sangat berat, karena ia merasa telah kehilangan semangat hidupnya. Andi merasa tidak punya apa-apa dan tidak tahu harus berbuat apa.
Suatu ketika, Andi bertemu dengan seorang kakek yang bijak. Kakek tersebut mengajak Andi duduk dan berbincang-bincang kecil. Lalu, kakek bertanya kepada Andi apa yang sedang ia pikirkan, karena sebelumnya kakek melihat Andi terlihat murung dan tidak ada semangat untuk hidup.
Dari perhatian kecil yang diberikan oleh sang kakek, sontak saja Andi merasa terharu dengan kepedulian kakek itu, padahal mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Andi merasa ada seseorang yang masih peduli padanya, Andi pun menceritakan semua keluh kesah dan kegalauannya pada kakek tersebut.
Lantas, kakek itu tersenyum dan mengatakan bahwa kehidupan memang tidak selalu mudah. Namun, itu bukan berarti kita harus menyerah begitu saja. Kita harus tetap berusaha dan berjuang untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Kakek itu juga mengingatkan Andi bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita harus belajar memanfaatkan kelebihan kita dan berusaha untuk memperbaiki kekurangan kita.
Dari obrolan singkat itu, Andi merasa terinspirasi dan semangat hidupnya kembali membara. Ia sangat berterima kasih kepada kakek itu dan pergi dengan hati yang riang gembira, karena ia kembali bersemangat dan berjuang untuk tujuan kehidupan yang diinginkannya.
Dari kisah Andi tersebut mengajarkan kepada kita bahwa hidup memang tidak selalu mudah. Namun, kita harus tetap bersikap positif dan terus berusaha untuk mencapai tujuan hidup kita. Kita juga harus belajar memanfaatkan kelebihan kita dan berusaha memperbaiki kekurangan kita. Semangat hidup yang tinggi akan membuat kita mampu menghadapi segala tantangan dan menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Contoh Cerpen Motivasi
Pagi itu, Rani membuka mata dengan semangat yang tinggi. Setelah lulus kuliah, Rani memutuskan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Namun, setelah beberapa bulan mencari, Rani masih belum mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.
Rani sering merasa putus asa dan frustrasi. Namun, ia tidak pernah menyerah dan terus mencari dengan semangat yang tinggi. Suatu hari, Rani bertemu dengan seorang teman lama yang bekerja di perusahaan ternama. Temannya mengajak Rani untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.
Rani merasa senang dan bersemangat, namun ia juga merasa cemas dan tidak yakin apakah ia bisa lolos seleksi. Rani memutuskan untuk tidak menyerah dan belajar dengan tekun untuk menghadapi seleksi tersebut.
Setelah beberapa tahap seleksi, Rani akhirnya dinyatakan lolos dan diterima di perusahaan tersebut. Ia merasa sangat bahagia dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepadanya.
Dari pengalaman Rani, kita dapat belajar bahwa mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan semangat, ketekunan, kegigihan, kita bisa meraih kesuksesan. Jangan pernah menyerah dan terus berusaha, karena kesempatan selalu datang pada saat yang tepat.
Pagi menjelang saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi.
Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.
Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara
Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya yang menyesali keadaannya.
Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke arah taman kompleks, berniat menenangkan diri.
Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh seorang gadis seusianya dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan mulai menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling mengerti kondisi masing-masing.
Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak bisa berdiri tegak layaknya manusia lain. Tapi, kita masih punya hak untuk merasakan bahagia. Cobalah untuk menerima dirimu sendiri, Dara.” lalu, akhirnya gadis itu berpamitan pada Dara.
Semenjak pertemuannya di taman dengan Hana, Dara mulai merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara berpikir bagaimana ia bisa seutuhnya menerima dirinya ketika orang di dekatnya tidak mendukungnya sama sekali.
Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan, meskipun seringkali ia menangis ketika teringat kenyataan bahwa ia hanyalah seorang gadis yang diacuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara untuk tidak memikirkan mengenai dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami perkataan Hana.
Perlahan mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering memposting lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari ada seseorang datang ke rumah Dara untuk menemui gadis itu guna mengajaknya untuk bergabung di dalam sebuah pameran lukisan.
Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang indah. Dara hanya tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih menerima tawaran pameran tersebut.
Berbagai lukisan indah dipajang dalam pameran yang diberi tema Mimpi Sang Dara. Orang tua Dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian putri yang selama ini diacuhkannya. Sementara Dara merasa lega bisa menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.
Putri terbangun ketika malam telah bertengger di puncaknya. Dinyalakannya lampu kamar. Pukul dua dini hari. Di luar sana, kesunyian telah sempurna mengepung kota. Sayup-sayup terdengar suara tiang listrik dipukul seseorang. Digelitiki rasa penasaran, Putri melangkah menuju ruang tamu.
Instingnya mengatakan ada kesibukan di sana. Tebakannya tak meleset. Dia mendapati Bapak masih bergelut dengan pekerjaannya. Kertas-kertas berserak di meja dan lantai. Ada bukit kecil di asbak, terbuat dari puntung-puntung rokok. Tiga gelas kopi yang sudah kosong, beku di dekat Bapak.
Putri memandangi sosok lelaki yang hanya mengenakan kaos oblong dan kain sarung itu. Dia tidak sadar kalau kacamatanya telah melorot ke hidung. Wajahnya tegang. Sekali waktu, jemarinya meniti huruf demi huruf di depan matanya. Begitu bersemangatnya dia, hingga tak sempat menyadari ketukan yang ditimbulkannya telah melahirkan nada yang tersendat-sendat, yang hampir tiap malam merusak kenyamanan tidur anaknya.
Sekejap kemudian, dia menghentikan ketikannya. Diam mematung, tapi pikirannya seperti meraba dalam kegelapan. Mengetik lagi. Melamun lagi. Begitu terus-menerus. Ah, Bapak, desis Putri dalam hati.
Mesin tik tua itu sangat berharga bagi Bapak. Suatu hari, beliau pernah berkata bahwa dia lebih mencintai mesin tik itu ketimbang dirinya sendiri. Pendapat yang berlebihan, menurut Putri. Tapi, kalau sudah melihat bagaimana Bapak memperlakukan mesin tik itu, Putri benar-benar tersentuh.
Inilah jalinan cinta terunik yang pernah dilihatnya. Sejujurnya, Putri sudah jenuh mendengar sejarah mesin tik itu. Sudah berkali-kali Bapak mengulanginya. benda itu dibelinya dengan harga miring di pasar loak. Manakala kisahnya sampai pada asal-muasal uang untuk membeli mesin tik itu, makin berbinarlah mimiknya. Ya, ya, Putri sudah hafal luar kepala. Dari hasil menyisihkan honor tulisan, akhirnya dia bisa memiliki mesin tik yang lama menggoda dalam mimpinya.
Begitulah. Mungkin usia mesin tik itu jauh lebih tua dari Putri yang kini duduk di bangku sekolah menengah umum. Setiap melihat mesin tik itu, Putri seperti melihat sosok seorang pensiunan tua. Di sisa hidupnya, tidak semestinya dia masih bekerja membantu Bapak menghasilkan tulisan-tulisan. Gudang adalah tempat yang nyaman untuk benda antik itu.
Tapi tidak. Bapak sungguh telaten merawat mesin tik itu. Sejarah, mungkin, membuat cinta Bapak tak pernah layu. Sudah beberapa kali Bapak mereparasi kekasihnya itu. Tahun-tahun belakangan ini, dia mulai rewel. Ada saja kerusakan yang terjadi, seperti pita yang kerap lepas dari tempatnya atau huruf yang tercetak miring.
Tapi, bapak sabar meladeninya. Jika dia merasa sanggup memperbaiki kerusakan itu, pasti dikerjakannya sendiri. Kalau dia menyerah, dia tidak sungkan membawanya ke tempat servis.
Perkenalkan aku Putri yang saat ini sedang menempuh pendidikan Sekolah Dasar kelas 5. Setiap hari, aku selalu diantar oleh ayahku saat pergi bersekolah. Aku sangat senang karena ayah selalu mengantarkanku tepat waktu, sehingga tidak pernah terlambat sekolah.
Di sekolah, aku bertemu banyak sekali teman yang sangat seru dan asyik, sehingga tidak pernah merasakan bosan. Ketika pulang sekolah pun, aku pulang bersama dengan teman-teman yang kebetulan rumah kami berdekatan. Pada suatu waktu, ketika pulang, kami melihat ada seorang ibu yang barang belanjanya terjatuh karena terlalu banyak. Melihat hal itu, kami segera membantunya.
Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada Ibu, kemudian Ibu berkata, “bagus, nak, jangan pernah ragu untuk membantu orang lain”. Kemudian, aku juga bilang, “ternyata membantu orang lain sangat menyenangkan.” Sejak kejadian itu, aku selalu berusaha membantu orang lain saat sedang membutuhkan bantuan.
Masuk tahun ajaran baru dan aku naik ke kelas 2 SD, di kelas ini, aku selalu ingat dengan motivasi ayah agar rajin belajar. Kemudian aku terus belajar agar bisa masuk ke 10 besar, tetapi ketika belajar aku selalu merasa lelah karena sudah belajar di sekolah dan belajar lagi di rumah. Bahkan, aku seperti merasa sia-sia ketika sudah belajar dengan sungguh-sungguh karena tetap belum bisa masuk ke 10 besar.
Tak pernah berhenti, ayah selalu berusaha mengingatkanku untuk terus semangat dan tidak pernah menyerah.
Ayah berkata, “coba kamu lihat waktu kelas satu kamu sudah berhasil mencapai 15 besar, kini di kelas 2 SD, kamu sudah naik ke peringkat 12 besar itu tandanya usaha kamu tidak sia-sia.”
Aku yang mendengarkan perkataan ayah menjadi lebih semangat untuk melakukan belajar kembali di rumah.
Ketika semester pertama di kelas 3 SD, aku sangat senang karena berhasil masuk ke 9 besar. Ayah mendengar kabar itu sangat senang dan tak lupa dengan janjinya ketika pertama kali aku masuk SD.
“Anak ayah memang hebat, kamu mau hadiah apa karena sudah berhasil masuk ke 9 besar?”
“Aku ingin hadiah mainan robot-robotan yang kemarin kita lihat di mall.”
“Berarti hari minggu besok, kita pergi ke mall untuk beli robot-robotan.”
Setelah mendapatkan hadiah, akhirnya aku mengerti bahwa berjuang dengan sungguh-sungguh pasti akan ada hasilnya.
Contoh Cerpen Motivasi
Siti merupakan seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga anak. Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan dengan upah yang tidak seberapa. Meskipun hidupnya sederhana, Siti selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Setiap pagi, Siti selalu bangun pagi dari suaminya untuk menyiapkan sarapan dan persiapan sekolah anak-anaknya. Meskipun lelah, Siti selalu tersenyum dan memberikan semangat kepada anak-anaknya agar dapat meraih cita-cita mereka.
Pada hari perlombaan, Siti sangat gugup namun ia tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik. Hasilnya, hidangan yang ia masak menjadi juara pertama dan ia pun meraih hadiah yang cukup besar.
Suatu hari, Siti mendengar kabar bahwa akan diadakan lomba masak tingkat desa. Meskipun belum pernah ikut lomba sebelumnya, Siti merasa tertarik untuk mencoba. Ia pun segera mempersiapkan diri untuk memasak hidangan terbaiknya.
Dengan hadiah tersebut, Siti memutuskan untuk membuka usaha jualan makanan di depan rumahnya. Usaha itu pun berjalan sukses dan berhasil meningkatkan pendapatan keluarganya.
Dari kisah Siti, kita dapat belajar bahwa kebaikan selalu berbuah manis. Meskipun awalnya sulit dan melelahkan, namun jika kita terus berusaha dan berkarya dengan baik maka hasilnya akan datang pada waktunya. Kita harus selalu optimis dan yakin bahwa setiap usaha yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia.
Beberapa hari ini, sekolah sedang ramai perbincangan hari raya kurban. Kata Ustazah, hari raya kurban adalah hari rayanya umat Islam. Hari raya kurban adalah hari raya pemotongan kambing. Aku senang saat hari raya kurban.
Ada banyak sekali kawan-kawan di sekolah. Karena saat hari raya kurban, banyak peristiwa di sekolah kami yang menyenangkan. Biasanya, ustadzah menceritakan hari raya kurban di masa lalu.
Aku dan teman-teman selalu senang mendengarkan beliau cerita. Kata Ustadzahku, dahulu Nabi Ibrahim As sudah tua usianya dan baru dikarunia anak. Namun, sayangnya begitu memiliki anak bernama Ismail, Allah datang lewat mimpi dan menyuruh Nabi Ibrahim menyembelihnya.
Karena Nabi Ibrahim sangat taat pada Allah SWT, akhirnya menceritakan mimpinya pada nabi Ismail. Ismail pun bersedia untuk disembelih. Namun, begitu pisau menyentuh leher Ismail langsung berubah menjadi kambing. Sejak saat itulah dirayakan hari raya kurban.
Ada hal lain yang membuatku senang ketika hari raya kurban. Salah satunya adalah membeli kambing. Di sekolah kami menabung setiap.hati dan uangnya dikumpulkan. Saat hari raya kurban, uangnya digunakan untuk membeli kambing.
Kami ramai-ramai ke peternakan untuk membeli kambing. Di peternakan ada banyak sekali macam kambing. Kambing-kambing makan rumput dan mempunyai kaki empat. Terkadang, kambing bersuara dan aku sangat senang mendengarnya.
Setelah membeli kambing, kami kembali ke sekolah. Kambing-kambing juga ikut ke sekolah dan keesokan harinya siap disembelih. Aku melihat kambing yang disembelih. Ada banyak darahnya dan bau.
Daging kambing dipisahkan dari kulitnya. Kemudian dibungkus dan dibagi-bagikan ke orang-orang. Aku dan teman-teman ikut membagikan daging kambing. Aku juga ketemu teman baru, namanya Naya. Naya sudah tidak memiliki Ayah dan Ibu.
Tapi, Naya sudah menjadi temanku. Sejak menerima daging dariku dan dibawanya pulang untuk dimasak bersama neneknya, Naya jadi berterima kasih. Sejak saat itu, Naya jadi selalu baik hati. Bahkan ia menolong saat terjatuh.
Nah! Kata Naya, dagingnya di sate. Naya senang sekali karena sudah lama tidak makan sate. Kalau aku dagingnya diolah jadi sup. Ibu suka sekali membuatkan aku sup. Saat hari raya idul kurban, Naya ikut ke rumahku dan makan sup bersama.
Rina dan Dini dikenal sebagai sahabat baik yang populer di sekolah. Meskipun berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka.
Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini. Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan barang-barang milik Rina.
Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal.
Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang tersisa.
Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja dengan nominal paling rendah kemudian berbalik dan tersenyum pada ibu dan empat anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan menganggapnya bodoh.
Dini kemudian mencoba menguji Rina dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina untuk mengambil salah satu uang yang ia sodorkan. Sedikit bingung, Rina mengambil uang dengan nominal paling rendah.
Keesokan harinya Dini bercerita kepada teman-temannya tentang kebodohan Rina. Untuk membuktikannya, Dini memanggil Rina ke hadapan teman-teman kelasnya.
“Hai, Rin, aku ada uang nganggur nih. Kamu pilih yang mana? Aku kasih buat kamu.” Dini menyodorkan uang sejumlah Rp10.000 dan Rp20.000 kepada Rina.
Rina pun mengambil Rp10.000 dari Dini. Dini dan teman-temannya tertawa dan mengatakan bahwa Rina bodoh. Peristiwa ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Beberapa teman Dini juga ikut-ikutan melakukan hal itu.
Rina tetap diam dipermalukan seperti itu. Dan setiap kali dipaksa untuk memilih, ia selalu bersikap tenang dan memilih uang dengan nominal yang paling rendah. Ia juga ikut tertawa ketika orang-orang menertawakannya.
Hingga suatu hari ketika Dini memamerkan kebodohan Rina pada salah seorang kakak kelas terpopuler bernama Rifki dihadapan teman-teman kelasnya. Dini kembali menyodorkan uang, kali ini bernominal Rp50.000 dan Rp100.000, kepada Rina dan memintanya memilih.
Lagi-lagi Rina memilih uang dengan nominal terendah. Semua orang tertawa, menertawakan Rina yang hanya tertunduk, kecuali Rifki. Ia tertegun mengamati siapa sebenarnya yang sedang membodohi siapa.
“Lihat, Kak. Teman baikku yang satu ini unik kan?” kata Dini kembali mulai mempermalukan Rina.
“Ya, dia memang unik dan cerdas. Jika saja ia memilih uang dengan nominal tertinggi dari awal, maka kalian tidak akan mau bermain dengannya bukan? Cobalah kalian hitung berapa ratus ribu yang sudah kalian keluarkan cuma-cuma,” kata Rifki.
Pada akhirnya, bagi Rina teman yang baik itu selalu ada memberikan tambahan penghasilan tak terduga meski harus dibayar dengan kesabarannya. Tapi tidak apa-apa, setiap perbuatan pasti ada bayarannya dan perbuatan Dini dibayar dengan uang serta rasa malu.
Kisah persahabatanku dengan Jasmine dimulai sejak kami masuk SMP. Pada saat itu, aku dan dia baru berkenalan ketika aku ingin pingsan di jam olahraga. Sebelum pingsan, Jasmine bertanya padaku, “ kamu terlihat lemas, apakah kamu perlu kupanggil guru agar segera dibawa ke UKS?” aku yang berusaha untuk tetap kuat kemudian menjawab, “tidak perlu, aku masih kua untuk mengikuti jam olahraga.”
Jasmine yang merasa kalau diriku benar-benar sedang tidak sehat, kemudian memanggil guru untuk memberitahukan bahwa Putri sepertinya akan pingsan. Tanpa berlama-lama, guru olahraga segera membawa Putri ke ruangan UKS agar bisa beristirahat. Setelah masuk ke ruang UKS, aku merasa sudah lebih baik dan tahu kalau penyebab ingin pingsan adalah karena belum sarapan di pagi hari.
Sesampainya kembali ke kelas, aku sangat berterima kasih kepada Jasmine karena sudah memberitahukan kepada guru kalau aku bisa saja pingsan. Tanpa Jasmine, mungkin aku akan pingsan. Kami berdua pun pulang bersama naik angkutan umum yang sama karena tanpa diduga rumah kami searah.
Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persahabatan dan kami selalu berbagi cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine bersama orang tuanya pindah ke luar kota. Mendengar kabar itu, aku sedih karena akan sulit untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat komunikasi canggih, tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita secara langsung.
Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA, sehingga aku berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku menulis, “apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”
Dewi adalah seorang siswi SMA yang memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya. Namun, ia sering merasa minder dan tidak percaya diri karena merasa kalah dengan teman-temannya yang lebih pandai dan terampil.
Suatu hari, Dewi bertemu dengan seorang guru yang memberikan nasihat yang berharga baginya. “Untuk menjadi yang terbaik, kamu harus berani untuk keluar dari zona nyamanmu. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan terus belajar,” ujar guru tersebut.
Mendengar nasihat itu, Dewi merasa terinspirasi dan memutuskan untuk mengikuti banyak kegiatan di sekolah dan belajar lebih giat lagi. Meski awalnya merasa kesulitan, Dewi tidak pernah menyerah dan terus berusaha.
Dalam waktu singkat, Dewi mulai merasakan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapatkan nilai yang lebih baik dan menjadi lebih terampil dalam banyak hal. Dewi merasa senang dan bangga atas pencapaiannya.
Namun, Dewi tidak berpuas diri dan terus belajar lebih giat lagi. Ia juga membantu teman-temannya yang kesulitan dan menjadi panutan di sekolahnya. Akhirnya, Dewi berhasil menjadi yang terbaik di sekolahnya dan diakui oleh banyak orang.
Kisah Dewi menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak takut keluar dari zona nyaman dan terus belajar. Ia juga mengajarkan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, siapa saja dapat mencapai impian mereka dan menjadi yang terbaik.
Rian adalah seorang pemuda yang sangat ingin menjadi seorang penyanyi terkenal. Namun, ia selalu merasa takut dan ragu-ragu untuk tampil di depan orang banyak. Ia khawatir akan diolok-olok atau gagal di depan orang banyak.
Suatu hari, Rian bertemu dengan seorang musisi terkenal yang memberikan nasihat yang berharga baginya. “Untuk sukses sebagai penyanyi, kamu harus menemukan keberanian di dalam dirimu. Jangan takut untuk tampil di depan orang banyak dan tunjukkan bakatmu,” ujar musisi tersebut.
Mendengar nasihat itu, Rian merasa terinspirasi dan memutuskan untuk menghadapi ketakutannya. Ia mulai mengikuti berbagai audisi dan tampil di depan orang banyak. Meski awalnya merasa gugup, Rian tidak pernah menyerah dan terus berlatih.
Dalam waktu singkat, Rian mulai merasakan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapatkan kesempatan tampil di acara besar dan meraih banyak penggemar. Rian merasa senang dan bangga atas pencapaiannya.
Namun, Rian tidak berpuas diri dan terus belajar lebih giat lagi. Ia juga membantu teman-temannya yang memiliki keinginan yang sama dan menjadi panutan di dunia musik.
Akhirnya, Rian berhasil menjadi seorang penyanyi terkenal dan dihormati di Indonesia. Ia berhasil membuktikan bahwa dengan menemukan keberanian di dalam diri dan tidak pernah menyerah, siapa saja dapat mencapai kesuksesan.
Kisah Rian menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menemukan keberanian di dalam diri dan menghadapi ketakutan mereka. Ia juga mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah, tetapi harus diraih dengan kerja keras dan ketekunan.
Bagus adalah orang yang ingin selalu nomor satu.
Jika ada ujian dia selalu ingin selesai duluan, PR pun ia kerjakan setelah pulang dari sekolah.
Saking rajinnya, ia jarang sekali bermain bersama teman-temannya.
Memang hal itu tidaklah buruk, justru sangat baik.
Kebiasaan di atas, sudah dilakukan bagus sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga waktu SMA.
Prestasi di sekolahnya pun memang terbilang mentereng, selalu masuk 3 besar di kelasnya.
Lambat laun, Bagus dewasa dan mulai merenungi banyak hal.
Satu hal yang paling mengganggu pikirannya adalah mengenai kehidupan sosialnya.
Ia merasa tak mempunyai banyak teman karena terlalu sibuk belajar untuk menyiapkan masa depan.
Walau ia jago dalam urusan belajar, tapi hatinya merasa hampa karena selalu sendirian.
Hingga satu waktu, saat menjelang libur semester, ketika teman-temannya sibuk menyiapkan liburan Bagus justru siap-siap untuk kembali belajar.
Namun ia kembali merenung dan sedih, lantaran tak ada satu pun yang mengajaknya untuk pergi berlibur.
Waktu liburan akhir tiba dan bagus menghabiskan waktu liburannya dengan belajar untuk semester selanjutnya.
Kembali sekolah, Bagus kini tampak lebih murung.
Ia murung berhari-hari dan diketahui oleh gurunya.
Merasa khawatir, sang guru lalu meminta Bagus untuk datang ke ruangannya.
Mulanya Bagus bingung, apakah ia melakukan kesalahan?
Bagus pun bergegas menemui gurunya tersebut.
“Bagus, kenapa?” jawab sang guru.
Bagus lalu menceritakan mengenai persoalannya yang sedang ia hadapai.
Sang guru hanya memberikan pesan singkat.
“Bagus, hiduplah untuk hari ini, biar esok menjadi misteri,” tutur si guru.
“Maksudnya begini, kamu boleh mengerjakan sesuatu untuk besok hari, tapi jangan lupakan hari ini, nikmatilah hari ini.”
“Jangan sampai kamu hidup terlalu cepat hingga tidak punya teman, ingat, Gus, hiduplah hari ini.”
Kata-kata guru di atas membuat Bagus berpikir, ia ternyata terlalu sibuk dan khawatir dengan masa depan, sedangkan masa sekarang ia hiraukan.
Perkataan sang guru termaktub oleh Bagus, si murid rajin ini mulai hidup pelan-pelan dan tak serba cepat.
Ia mulai bisa menikmati hidup dan sedikit demi sedikit mempunyai teman.
Itulah beberapa contoh cerpen motivasi yang bisa meningkatkan semangat. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News