Banjarmasin, Sonora.ID – Setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai koordinator, BKKBN terus melakukan percepatan penurunan stunting di semua daerah, tak terkecuali di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Saat membuka kegiatan Pertemuan intensifikasi pelayanan KB dan Pendampingan Ibu Hamil Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Kalsel di Banjarmasin, pada Selasa (27/06), Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eni Gustina mengungkapkan, kebaruan program penurunan stunting yang diusung BKKBN menitikberatkan pada fasilitasi terlaksananya berbagai program pembangunan bagi keluarga sasaran percepatan penurunan stunting.
Hal ini menurut Eni sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengatur bahwa BKKBN bertanggungjawab untuk melaksanakan pengendalian kependudukan dan pembangunan keluarga.
“Sejalan dengan hal tersebut, maka dilakukan upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia dimana target angka stunting 2024 yaitu 14 %,” ujar Eni.
Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN, lanjut Eni, adalah memperkuat Pelayanan Program Bangga Kencana melalui pendampingan bagi ibu hamil, salah satunya dengan memperkuat pelayanan KB pasca persalinan.
Baca Juga: Lewat Coaching Clinic, Kualitas Laporan Penanganan Stunting di Kalsel Ditarget Meningkat
Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangan balita lebih maksimal, karena dapat merencanakan kehamilan berikutnya yang lebih sehat bagi ibu dan calon bayi.
“Penguatan KB pasca persalinan ini erat kaitannya dalam penurunan stunting,” sambung Eni.
Program pelayanan KB pasca proses kelahiran, ditegaskan Eni sangat penting agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar.
“Maka salah satu upaya BKKBN untuk meminimalkan risiko stunting adalah dengan mengatur jarak kelahiran melalui KB Pasca Persalinan,” sebutnya.