Peneliti kuantitatif berpendirian bahwa "kebenaran" atau truth adalah absolut dan realitas itu bersifat tunggal (single reality).
Peneliti harus mendefinisikan variabel penelitian dan melakukan analisis atas data yang diperoleh dengan cara pengukuran yang objektif dan sangat hati-hati.
Sementara itu, pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam kerangka penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menghasilkan ilmu-ilmu "lunak" (soft sciences).
Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial, termasuk antropologi. Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika, dan hakikat holistik dari kehadiran manusia.
Peneliti kualitatif percaya bahwa "kebenaran" adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan mereka.
Poin 2, 3, dan 4
Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasi secara ringkas, sempit, dan reduksionistik. Reduksionisme di sini melibatkan pembedahan atas keseluruhan menjadi bagian-bagian, dan bagian-bagian itu dapat diuji secara kuantitatif.
Penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, fokus penelitian kualitatif adalah kompleks dan luas. Peneliti kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan mereka harus memerankan diri secara aktif di dalam keseluruhan proses studi. Temuan- temuan di dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti.
Orientasi kerja penelitian semacam ini melegitimasi pemikiran bahwa pendekatan penelitian adalah subjektif. Meski demikian, pendekatan itu berangkat dari asumsi bahwa subjektivitas esensial untuk pemahaman atas pengalaman-pengalaman yang terjadi.