Sonora.ID - Dalam sebuah penelitian kita mengenal ada berbagai macam metode penelitian yang dapat digunakan.
Contohnya adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang sudah sangatlah umum digunakan oleh para peneliti.
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang menggunakan teori-teori dan model-model matematis untuk menjelaskan atau memvalidasi hipotesis dari kondisi yang sedang diteliti.
Contohnya, data jumlah penduduk, penjualan barang di sebuah toko, pertumbuhan penduduk di suatu wilayah, kunjungan wisatawan di suatu daerah, dan lain-lain.
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang bersifat subjektif. Biasanya digunakan untuk meneliti fenomena-fenomena di lingkungan sosial, dengan data yang dikumpulkan berupa pendapat, gambar, rekaman suara, pengalaman, dan lain sebagainya.
Untuk memahaminya dengan lebih detail berikut ini kami sajikan paparan mengenai perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Baca Juga: 25 Contoh Judul Penelitian Kualitatif Pendidikan yang Mudah Dikerjakan
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No. | Penelitian Kuantitatif | Penelitian Kualitatif |
1 | Ilmu-ilmu keras | Ilmu-ilmu lunak |
2 | Fokus ‘ringkas’ dan sempit | Fokus kompleks dan luas |
3 | Reduksionistik | Holistik |
4 | Objektif | Subjektif |
5 | Penalaran logis dan deduktif | Penalaran: dialiktik-induktif |
6 | Dasar pengetahuan: hubungan sebab akibat | Dasar pengetahuan: makna dan temuan |
7 | Menguji teori | Mengembangkan teori |
8 | Kontrol | Sumbangsih tafsiran |
9 | Instrumen | Komunikasi dan observasi |
10 | Elemen dasar analisis: angka | Elemen dasar analisis: kata-kata |
11 | Analisis statistik | Interpretasi individual |
12 | Generalisasi | Keunikan |
Poin 1
Mengutip dari buku Ranah Penelitian Keperawatan, diketahui bahwa penelitian kuantitatif dirancang untuk menghasilkan ilmu pengetahuan "keras" (hard science) yang berdasar pada "kekuatan" objektivitas dan kontrol.
Peneliti kuantitatif berpendirian bahwa "kebenaran" atau truth adalah absolut dan realitas itu bersifat tunggal (single reality).
Peneliti harus mendefinisikan variabel penelitian dan melakukan analisis atas data yang diperoleh dengan cara pengukuran yang objektif dan sangat hati-hati.
Sementara itu, pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam kerangka penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menghasilkan ilmu-ilmu "lunak" (soft sciences).
Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial, termasuk antropologi. Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika, dan hakikat holistik dari kehadiran manusia.
Peneliti kualitatif percaya bahwa "kebenaran" adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan mereka.
Poin 2, 3, dan 4
Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasi secara ringkas, sempit, dan reduksionistik. Reduksionisme di sini melibatkan pembedahan atas keseluruhan menjadi bagian-bagian, dan bagian-bagian itu dapat diuji secara kuantitatif.
Penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, fokus penelitian kualitatif adalah kompleks dan luas. Peneliti kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan mereka harus memerankan diri secara aktif di dalam keseluruhan proses studi. Temuan- temuan di dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti.
Orientasi kerja penelitian semacam ini melegitimasi pemikiran bahwa pendekatan penelitian adalah subjektif. Meski demikian, pendekatan itu berangkat dari asumsi bahwa subjektivitas esensial untuk pemahaman atas pengalaman-pengalaman yang terjadi.
Poin 5-10
Penelitian kuantitatif bersifat logis dan menggunakan penalaran deduktif. Artinya, peneliti menguji hal-hal “khusus” untuk membuat “generalisasi" mengenai alam ini.
Penalaran induktif dan dialiktik sangat dominan di dalam proses studi kualitatif. Dengan sifatnya ini maka demuan-temuan di dalam studi kualitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
Pada konteks ini, pernyataan relasional tersebut digunakan dalam kerangka pengembangan teori.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif menggunakan instrumen atau alat-alat pengumpul data yang akan menghasilkan data numeris.
Peneliti menggunakan kontrol untuk mengidentifikasi dan membatasi masalah (identification and limit the problem) yang akan diteliti dan berusaha membatasi efek-efek ekstra atau di luar variabel yang tidak dikaji.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menggunakan observasi terstruktur dan tidak terstruktur dan interaksi komunikatif sebagai alat mengumpulkan data, terutama wawancara mendalam (in-depth interview).
Data dalam penelitian kualitatif mencakup sumbangsih penafsiran peneliti dan subjek (shared interpretation of the researchers and the subject), dan tidak ada usaha untuk membuat kontrol dari interaksi itu.
Data pada penelitian kualitatif berbentuk kata-kata dan dianalisis dalam terminologi respon-respon individual, kesimpulan deskriptif, atau keduanya.
Temuan-temuan di dalam penelitian kualitatif adalah unik. Hal ini karena kesimpulan yang dirumuskan tidak dimaksudkan oleh peneliti untuk menggeneralisasikannya pada populasi yang lebih besar.
Walau bagaimanapun, pemahaman atas makna dari sebuah fenomena pada situasi khusus bermakna untuk memahami fenomena sejenis pada situasi yang sejenis pula.
Baca Juga: Perbedaan Data dan Informasi, Terkesan Sepele Tapi Penting Diketahui!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.