Begini Sejarah Lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas)

5 Juli 2023 14:25 WIB
Dra. Yuli Riati, MM, Kabid Pengendalian penduduk Dinas DPPPKB kota Palembang menjelaskan bahwa sejarah lahirnya Hari Keluarga Nasional (harganas)
Dra. Yuli Riati, MM, Kabid Pengendalian penduduk Dinas DPPPKB kota Palembang menjelaskan bahwa sejarah lahirnya Hari Keluarga Nasional (harganas) ( koleksi pribadi)

 

Palembang, Sonora.ID – Dalam Live Talkshow (04/07/2023), Dra. Yuli Riati, MM, Kabid Pengendalian penduduk Dinas DPPPKB kota Palembang menjelaskan bahwa sejarah lahirnya Hari Keluarga Nasional (harganas) yang jatuh setiap tanggal 29 Juni di awali dari zaman perang kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945 – 1949.

Tentara nasional bergerilya dan meninggalkan keluargam mereka. Tanggal 29 Juni 1949 belanda menyerahkan kedaulatan ke Indonesia, barulah tentara nasional bisa berkumpul dengan keluarga masing-masing.

“Moment berkumpul kembali bersama keluarga itu menjadi sejarah terbentuknya harganas. Harganas sebagai momentum dalam upaya membangun keluarga agar sejahtera, mandiri dan berkualitas. Harganas diperingati setiap tahun hanya terkadang waktunya tidak pas, seperti tahun ini baru dilaksanakan tanggal 6 Juli 2023 karena tanggal 29 Juni bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha,” ujarnya.

Baca Juga: Alasan BKKBN Tunjuk Sumsel Jadi Tuan Rumah HARGANAS ke-30

Tema Harganas tahun ini adalah menuju keluarga bebas stunting untuk Indonesia maju. Diharapkan masyarakat sadar bahaya stunting dan memperkuat langkah penyelesaian masalah stunting.

Pemerintah kota behasil menurunkan angka stunting menjadi 14,3 % tahun 2022, sementara ditingkat nasional 16 %. tahun 2024 ditargetkan bisa mencapai 12 %.

“Butuh pengawasan dari seluruh OPD, juga masyarakat ikut menghayo-hayo untuk mengubah prilaku. Langkah-langkah lain menggandeng pihak terkait, masyarakat untuk membantu seperti bapak asuh, membantu masalah gizinya,” ujarnya.

Masyarakat banyak belum tahu apa itu stunting, bagaimana penanganannya, resiko dan penyebabnya. Keluarga banyak tidak sadar  bahwa dirinya bersiko stunting karena pola hidup, tempat tinggal tidak layak, sanitasi kurang, MCK tidak ada.

 Melalui moment Harganas kesadaran masyarakat akan ditumbuhkan bagaimana pentingnya peran keluarga di dalam masyarakat. moment Harganas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program-program dalam upaya mengurangi resiko stunting.

Tanda-tanda stunting diantaranya balita lahirnya tidak normal seperti biasa, berat badan kurang, tumbuh kembang kurang, kemampuan berkembang otak juga kurang.

Baca Juga: BKKBN: Harganas 2023 Jadi Momentum Penguatan Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting

Masyarakat perlu datang ke posyandu untuk deteksi dini stunting. Batas usia stunting yang masih bisa diobati adalah dibawah dua tahun, diatas dua tahun stunting tidak bisa diobati. pencegahan balita stunting dilakukan dibawah usia dua tahun.

Untuk bebas stunting perlu penanganan dari hulu. Disiapkan edukasi, sosialisasi dari remaja yang akan jadi calon pengantin. Mereka diberikan pemahaman, edukasi dalam membina rumah tangga. Wanita menikah sebaiknya berusia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

Pada saat itu perempuan siap secara mental, medis dan biologis. Saat hamil juga siap lahir dan batin. Saat hamil diberikan nutrisi makanan sehat agar janin sehat, perlu dukungan lingkuangan yang sehat dan keluarga yang mendukung.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm