Cianjur, Sonora.ID - Musibah gempa di Cianjur, Jawa Barat pada November tahun 2022 lalu, menyebabkan banyak bangunan termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak. Merespons kondisi tersebut, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) berpartisipasi dalam program tanggap darurat dan program rehabilitasi serta membangun kembali sekolah dan puskesmas.
Yayasan DKK melaksanakan program rehabilitasi dan pembangunan kembali puskesmas dan sekolah di dua lokasi, yakni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Sarbini di Kampung Kedung Girang, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang-Cianjur dan bangunan Puskesmas Pacet di Jalan Wijaya Kusuma, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet-Cianjur.
Program ini didanai oleh donasi yang dikumpulkan dari beberapa pihak, antara lain dari program dompet pembaca Harian Kompas/Kompas.id untuk korban gempa Cianjur dan penggalangan dana konser Gitaris untuk Negeri di Bentara Budaya Jakarta, 7 Desember 2022 lalu. Hasil donasi yang diterima dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Kembali Salurkan Bantuan untuk Penyintas Gempa Cianjur
“Kolaborasi tidak terelakkan dalam mengatasi persoalan, termasuk penanganan bencana. Yayasan DKK menyadari itu dan kami berupaya bantuan yang disalurkan selalu tepat sasaran dan berkelanjutan, menjadi bagian dari solusi persoalan komunitas,” ujar Ketua YDKK Gesit Ariyanto.
Pembangunan PKBM dan rehabilitasi Puskesmas Pacet, kata Gesit, dilakukan melalui survei dan asesmen tim YDKK dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama dampak keberadaan kedua institusi tersebut. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang sangat penting dan menjadi kebutuhan dasar individu dan komunitas demi masa depan yang lebih baik.
Pembangunan kembali gedung PKBM Yayasan Sarbini ditandai dengan peletakan batu pertama dan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara YDKK dan Yayasan Sarbini pada Rabu, 5 Juli 2023, di PKBM Yayasan Sarbini. Penandatanganan dilakukan oleh Ketua YDKK Gesit Ariyanto dan Ketua Yayasan Sarbini Cugenang Ema Hermawati, S.Pd. Turut mengetahui Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur H. Akib Ibrahim, S.Pd.,M.M sebagai pihak pendukung dan Manager Eksekutif YDKK Anung Wendyartaka.
Akib menyampaikan rasa syukurnya karena ada donasi dari pembaca Harian Kompas/Kompas.id yang disalurkan untuk program rekonstruksi gedung sekolah yang rusak karena gempa. “Saya orang yang paling bahagia hari ini karena bantuan ini bisa meningkatkan fasilitas pendidikan yang rusak karena gempa, seperti PKBM Sarbini. Semoga ada lagi donasi seperti ini untuk perbaikan sekolah lainnya,” tambah Akib.
Ketua Yayasan PKBM Sarbini Ema Hermawati juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada para donatur YDKK yang mau membangunkan gedung sekolah baru untuk PKBM Sarbini. “Insyaallah bangunan ini bisa kami manfaatkan untuk pembangunan kualitas masyarakat, terutama dalam meningkatkan sektor pendidikan. Dulu PKBM dianggap sebelah mata, insyaallah sekarang PKBM akan menjadikan sekolah pilihan untuk warga masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Aksesbilitas Belajar, YDKK Salurkan Donasi Buku untuk 15 Sekolah di Jawa Barat Selatan
PKBM Sarbini merupakan salah satu PKBM terbesar di Kabupaten Cianjur yang memberi akses pendidikan mulai tingkat PAUD hingga tingkat SMA (kesetaraan). Saat ini, murid PKBM Sarbini sekitar 600 orang dari siswa usia sekolah dan warga di atas 25 tahun.
Dalam kesempatan yang sama diselenggarakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara YDKK dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sebagai tanda pelaksanaan renovasi bangunan Puskesmas Pacet. Penandatanganan dilakukan oleh Ketua YDKK Gesit Ariayanto dan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr. Yusman Faisal.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr. Yusman Faisal mengatakan, bantuan dari YDKK datang pada momen yang tepat. “Bencana gempa datang ketika penyusunan anggaran pemerintah sudah selesai sehingga untuk perbaikan puskesmas yang terdampak gempa harus menunggu anggaran tahun berikutnya,” ujarnya.
YDKK memilih membangun kembali PKBM Yayasan Sarbini mengalami kerusakan akibat gempa sehingga tidak aman untuk digunakan. Bangunan PKBM Yayasan Sarbini yang dibangun kembali oleh YDKK seluas 515 m2. Bangunan tersebut dibangun di atas tanah seluas 2000 m2. Proses pembangunan kembali sekolah PKBM membutuhkan waktu sekitar 150 hari kerja atau 5 bulan. Diperkirakan proses pembangunan diselesaikan pada pertengahan bulan November 2023.
Sementara itu, YDKK memilih merehabilitasi Puskesmas Pacet karena bangunan tersebut mengalami kerusakan akibat gempa dan belum tersentuh bantuan dari Pemerintah. YDKK merehabilitasi 4 unit bangunan yang terdiri dari unit pelayanan, administrasi, poned, dan mushola. Proses pembangunan ini diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 120 hari kerja atau 4 bulan. Diperkirakan proses pembangunan selesai pada Desember 2023.
Gempa bumi yang terjadi di Cianjur Gempa tersebut memakan banyak korban jiwa dan luka serta merusak hampir 100.000 rumah, sekolah, fasilitas kesehatan, dan fasilitas publik lainnya. Beberapa hari setelah gempa, YDKK telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa bahan logistik untuk dapur umum di beberapa kecamatan yang terdampak gempa. Setelah itu, YDKK melanjutkan dengan program rehabilitasi dan rekontruksi bangunan yang rusak karena gempa.
Donasi untuk bantuan bencana alam alam dan pengentasan kemiskinan dapat disalurkan melalui YDKK dengan rekening BCA 0123021433 a/n Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi narahubung:
Anung Wendyartaka, Manager Eksekutif Yayasan DKK (08164818528)
***
Baca Juga: Smart FM dan FKD Kompas Gramedia Sulut Donasi Buku Bacaan Ke TBM Literasi
Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin. Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan. Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas. Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi. Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, penerbit Gramedia Pustaka Utama, dan Universitas Multimedia Nusantara. Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD).
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.