Menurut Suparmi, pelatihan ini merupakan implementasi Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RADPKSB) Kalsel yang menginginkan adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun kelapa sawit.
Diakui Suparmi, tidak semua pekebun di banua memahami tata cara budidaya kelapa sawit dengan baik.
Oleh karenanya, ke-94 peserta pelatihan ini dapat menularkan ilmunya ke petani lain, khususnya ke sesama anggota kelompok tani di wilayahnya masing-masing.
“Pekebun kita kan sangat banyak, ada 109 ribu hektar yang dikeloka pekebun sawit rakyat,” sebut Suparmi.
Ditegaskan Suparmi, pengembangan perkebunan, tak terkecuali kelapa sawit, harus dilakukan secara pentahelix atau melibatkan banyak pihak.
Ia menyontohkan seperti Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit ini sebenarnya kegiatan yang diusulkan oleh Pemprov Kalsel.
Kemudian program tersebut dibiayai BPDPKS, dan pelatihannya diberikan oleh tim dari IPB Training.
“Kita harus laksanakan secara pentahelix mas, tidak bisa sendiri-sendiri,” jelas Suparmi.
Tidak sampai mengikuti pelatihan-pelatihan, Suparmi berharap, para pekebun pada akhirnya juga dapat mengikutsertakan anak-anaknya mengikuti program biasiswa khusus sekolah sawit.
“Kita harus mempersiapkan SDM untuk membangun industri kelapa sawit di Kalsel,” pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Inflasi Mulai Terkendali, BI Apresiasi Sinergitas TPID Kalsel