Pada beberapa orang, kasein ini dapat memicu respons imun yang berkontribusi terhadap peradangan dalam tubuh, yang ditunjukkan lewat berbagai gejala, termasuk masalah pencernaan, masalah kulit, ketidaknyamanan pernapasan, hingga nyeri sendi.
Baca Juga: Resep Saikoro Keju Leleh, Sajian Malam Tahun Baru Spesial Keluarga!
“Bagi orang yang memiliki alergi atau kepekaan terhadap kasein, sistem kekebalan tubuh akan mengenali kasein sebagai ancaman dan melepaskan mediator peradangan, yang menyebabkan reaksi merugikan,” jelas Sabat.
3. Mengalami heartburn
Konsumsi keju berlebihan juga dapat mengakibatkan heartburn atau rasa panas di area dada pada beberapa orang.
“Bila dikonsumsi berlebihan, kandungan keju yang tinggi lemak dapat mengendurkan lower esophageal sphincter (LES), otot yang biasanya mencegah asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Hal ini dapat mengakibatkan rasa panas di dada dan tenggorokan,” kata Sabat.
Jika dibiarkan, heartburn kronis ini bisa merusak lapisan esofagus dan menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
4. Breakout
Menurut pedoman klinis yang diterbitkan oleh American Academy of Dermatology (AAD), terbukti bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dan pola makan bisa memicu munculnya jerawat.
Karena itu, orang yang memiliki kulit rentan berjerawat bisa mengalami breakout (kondisi kulit iritasi dan berjerawat) jika mengonsumsi sesuatu secara berlebihan. Misalnya saja, keju.
Jerawat akibat konsumsi keju dapat dikaitkan dengan hormon yang ada dalam susu, termasuk insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang dapat merangsang produksi sebum dan berkontribusi pada pori-pori yang tersumbat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Resep Pepes Tahu Keju, Kudapan Nikmat Rendah Kolestrol