Banjarmasin, Sonora.ID - Seiring maraknya musibah kebakaran, tingkat kepedulian masyarakat pun tampaknya juga semakin tinggi.
Terbukti, banyak lapisan masyarakat yang melalukan penggalangan dana di berbagai lokasi. Baik para relawan maupun mahasiswa.
Misalnya di perempatan jalan Lambung Mangkurat, S. Parman dan jalaj Brigjen Hasan Basry. Tepatnya di depan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Namun sayangnya, aktivitas mereka dipastikan tidak mengantongi izin dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
"Mereka tidak pernah berizin, karena memang di larang. Apalagi dilakukan di pinggir jalan," ucap Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banjarmasin, Dolly Syahbana, saat dihubungi Smart FM Banjarmasin, Senin (17/7).
Baca Juga: Apa Kabar Aturan Zonasi Relawan Pemadam Kebakaran di Banjarmasin?
Meski demikian, Dolly memaklumi aktivitas mereka, karena sifatnya spontanitas dan situasional. Alias dilakukan ketika saat ada kejadian, dan hanya beberapa hari.
Walapun seyogyanya, kegiatan mereka harus resmi atau mengantongi izin. Lalu, hasilnya dilaporkan ke Pemko dan penyaluran dananya diperiksa kemana saja.
"Sebenarnya sudah kita sarankan minta izin dulu ke Dinsos. Kegiatannya juga jangan dipinggir jalan, karena mengganggu arus lalu lintas. Kalau di lingkungan permukiman warga, silahkan saja," ungkapnya.
Dolly tak menampik bahwasanya bantuan yang tersedia di bidangnya juga terbatas. Begitu juga dengan para relawan, sehingga mengharuskan mereka untuk menggalang bantuan.
"Namun sekali lagi, mereka tidak pernah berizin. Jadi instansi terkait ingin menertibkan, silahkan saja. Kita cuma bisa mengimbau jangan melakukan dipinggir jalan," pungkasnya.
Lantas, berapa sebanarnya jumlah bantuan yang diberikan Pemko Banjarmsin kepada setiap warga yang menjadi korban kebakaran?
Baca Juga: Upaya Pemprov Kalbar dalam Mengantisipasi Karhutla
Menjawab hal itu, pihaknya di Dinsos hanya memberi bantuan yang bersifat sementara. Seperti bahan sembako selama sepekan, pemasangan tenda dan alat tulis sekolah.
Disamping bantuan dana sebesar Rp3 juta rupiah per rumah, dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdako Banjarmasin.
"Kalau jumlah korban di atas 12 Kepala Keluarga (KK) maka kita dirikan dapur umum. Seperti halnya akhir-akhir ini, kita sering dirikan dapur umum. Makanya kualahan juga jadinya," pungkasnya.
Diketahui, berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan (DPKP) Banjarmasin setidaknya sudah ada 68 kejadian kebakaran sejak Januari-Juni 2023.
Rinciannya, Januari 11 kali kejadian, Februari 10 kali kejadian, Maret 13 kali kejadian, April 9 kali kejadian, Mei 15 kali kejadian dan Juni 10 kali kejadian.
Baca Juga: Marak Terjadi Kebakaran! Kurang Pemahaman Tiga Menit Pertama