Sinyal tersebut bisa dikatakan normal dan tidak berbahaya. Asalkan bayi tetap ceria dan aktif seperti biasa setelah gas berhasil terbuang dari perutnya.
Sistem pencernaan bayi memang belum sempurna sehingga ia rentan mengalami masalah. Tak jarang kondisi ini mengakibatkan perut bayi kembung dan berbunyi.
Masalah di sistem pencernaan bayi bisa berupa konstipasi atau diare. Gangguan pencernaan pada bayi ini biasanya terjadi akibat intoleransi laktosa.
Masalah sistem pencernaan yang menjadi penyebab perut anak kembung dan berbunyi juga bisa terjadi akibat pertumbuhan bakteri berlebih dalam usus.
Pada bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan, menu pada makanan pendamping ASI (MPASI) juga bisa menyebabkan perut bayi kembung dan berbunyi.
Hal ini menandakan bahwa si Kecil memiliki sensitivitas terhadap jenis makanan tertentu.
Jika bayi yang masih mengonsumsi ASI mengalami kembung, kemungkinan itu disebabkan oleh makanan yang dimakan oleh sang ibu.
Ibu menyusui dianjurkan untuk membatasi makanan yang mengandung gas tinggi pemicu kembung, seperti brokoli, kembang kol, kentang, kubis, atau bawang.
Untuk bayi yang sudah berusia enam bulan, ibu perlu memerhatikan asupan makanannya.
Sayuran yang termasuk makanan tinggi serat memang dapat melancarkan pencernaan dan buang air besar, namun juga bisa menghasilkan gas berlebih.