Rasulullah saw. pernah bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”
Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”
Dari beberapa contoh hadis di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridha dari Allah Swt ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan, billahi taufiq wal hidayah, Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 9 Contoh Ceramah Singkat Tentang Sabar
5. Ceramah Singkat tentang Ikhlas V
"Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad S.A.W
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَيُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn."
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” (QS Al-Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
"Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān."
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman: 60)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَلَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
"Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn."
Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
6. Ceramah Singkat tentang Ikhlas VI
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.
Para hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas dan sabar.
Dalam Islam, ikhlas merupakan satu-satunya tujuan ibadah.
Ikhlas adalah ajaran yang menjadi dasar diutusnya semua rasul Allah Swt.
Para ulama mendefinisikan ikhlas sebagai seluruh ibadah yang diniatkan kepada Allah Swt. bukan yang lain.
Al Raghib dalam kitabnya Mufradat mengatakan ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain Allah.
Sahl ibn Abdullah mengemukakan ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah.
Ada kalanya sesuatu yang diinginkan tidak tercapai, karena di luar batas kemampuan.
Manusia bukanlah tanpa cela, jauh dari kesempurnaan karena bukan malaikat yang selalu benar karena melakukan apa pun atas petunjuk dari langit.
Manusia itu ada kalanya mendapatkan ujian dari Sang Pencipta.
Ujian tersebut tidak selalu berujung pada keberhasilan mengatasinya, terkadang hasil akhirnya tidak sesuai harapan.
Saat itulah sabar dan ikhlas menerima ketentuan Sang Pencipta menjadi suatu keharusan.
Sabar dan ikhlas itu bukan pasrah pada keadaan. Akan tetapi, menerima ketentuan Allah SWT belum mengizinkan kita untuk meraihnya karena dianggap belum siap atau belum saatnya mendapatkan keberhasilan tersebut.
Allah Swt. Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya sehingga setiap manusia harus berbaik sangka atas segala keputusan-Nya.
Allah berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10:
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
Takdir atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda sehingga sabar dan ikhlas adalah bagian dari siklus penutup setelah takdir atau kegagalan yang Allah Swt. ujikan kepada setiap hamba-Nya.
Untuk itu, ikhlas dan sabarlah jika Allah Swt. memberikan cobaan dalam hidup. Bijaklah menerimanya, jalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.
Sekian ceramah singkat tentang ikhlas dan sabar yang dapat bermanfaat untuk kita semua.
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Ceramah Singkat tentang Ikhlas VII
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua. Puja dan puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan nikmat-Nya kita semua bisa berkumpul pada hari ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk pengikut yang akan mendapat syafaat di akhirat kelak.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Manusia hidup pastinya akan diberi cobaan oleh Allah. Semakin tinggi iman seseorang, semakin hebat juga cobaan hidupnya. Cobaan bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita, cobaan justru merupakan bukti Allah sayang kepada hambanya. Saat manusia sedang diberi cobaan, ada berbagai reaksi yang muncul. Ada yang menghadapinya sambil menangis, marah-marah dan ada yang menghadapinya sambil tersenyum dengan husnudzon kepada Allah.
Seseorang yang apabila saat mendapat cobaan namun dia tetap berhusnudzon kepada Allah serta menghadapinya dengan ikhlas, maka akan Allah naikan derajatnya. Cobaan yang Allah berikan bisa menjadi sebuah batu loncatan manusia untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Meskipun ikhlas saat menghadapi cobaan rasanya berat, namun itu merupakan perintah Allah dan harus dijalani oleh setiap mukmin.
Sikap ikhlas selalu beriringan dengan sabar. Apabila seorang mukmin sedang menghadapi masalah namun bisa tetap bersabar serta ikhlas, Allah akan memberikan dia sesuatu yang membahagiakan.
Dari penjelasan tadi, bisa kita simpulkan jika ikhlas dan sabar merupakan perbuatan terpuji dan harus diterapkan oleh semua umat manusia. Tetaplah sabar, ikhlas serta berhusnudzon kepada Allah, sehingga Allah akan menaikkan derajat kita semua.
Demikianlah ceramah singkat saya hari ini, mohon maaf atas segala salah kata dan khilaf. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
8. Ceramah Singkat tentang Ikhlas VIII
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita haturkan kepada Allah swt. karena atas limpahan rahmat dan karunianya kita semua bisa kembali melaksanakan sholat jumat berjamaah.
Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarganya, para sahabatnya, dan juga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya berwasiat khususnya kepada diri pribadi, umumnya kepada para jama’ah sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas keimanan dan kertakwaan kita kepada Allah swt. dengan menjalankan apa-apa yang telah diperintahkan-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Rasulullah saw. pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Nashaihul ‘Ibad yang disyarahi oleh Syekh Nawawi Al Bantani.
“Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti.”
Pesan rasulullah dalam hadis ini memiliki makna tersirat yang begitu mendalam. Ada makna tersembunyi pada kata-kata kiasan yang ada di dalamnya. Nasihat ini, sejatinya tak hanya ditujukan kepada sahabt Abu Dzar, melainkan juga kepada umat Islam pada umumnya dan sepanjang zaman. Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa perintah tersebut untuk memperharui perahu itu dimaknai sebagai menata niat.
Niat merupakan hal yang sangat fundamental dalam setiap perbuatan umat manusia. Sebelum seseorang berlayar, ia harus memastikan tunggannya dalam kondisi siap dan aman; memeriksa mesin, mempertimbangkan cuaca, dan kondisi lainnya demi lancarnya perjalanan. Begitu juga dengan hubungan niat dan amal. Artinya, bahwa seseorang yang ingin melakukan sesuatu hendaklah membuat rencana dan tujuan yang matang dan bagus. Selain itu juga memantapkan langkahnya. Adanya niat dalam diri seseorang juga akan membantu seseorang untuk tetap fokus pada arah yang telah ditetapkan, yakni untuk mencari ridha Allah subhanahu wata’ala.
Hadirin jama’ah rohimakumullah.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim Karya Syekh Azzanuji disebutkan, “Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.”
Nasihat selanjutnya adalah akhlishil a‘amal, murnikanlah perbuatanmu hanya untuk tujuan mencari dan mendapatkan ridha Allah semata. Dalam bahasa fiqih, ikhlas memang tak menjadi salah satu rukun yang mesti dilakukan.
Akan tetapi ikhlas adalah “ruh amal” yang menentukan apakah suatu amal memiliki harga atau tidak di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya milik Allah S.W.T semata, Wassalamualaikum Wr.Wb.
9. Ceramah Singkat tentang Ikhlas IX
Baca Juga: Arti Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban, Ini Makna yang Lebih Mendalam
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua. Puja dan puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan nikmat-Nya kita semua bisa berkumpul pada harini ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk pengikut yang akan mendapat syafaat di akhirat kelak.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Ikhlas merupakan suatu perbuatan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Pada prakteknya, ikhlas merupakan perilaku yang sangat berat dilakukan. Meskipun banyak orang yang mengaku dirinya ikhlas, namun belum tentu dia benar-benar ikhlas dalam hatinya.
Ikhlas bukan dinilai dari berapa banyak kita beribadah, berbuat baik. Ikhlas dinilai dari hati dan yang hanya bisa menilai hanya Allah SWT. Hanya Allah yang bisa mengetahui rahasia hati seseorang, maka dari itu saat beribadah, berbuat baik harus yakin ikhlas untuk Allah semata. Dengan mengharapkan ridha dari Allah, maka kamu akan mendapat pahala serta balasan baik tidak terduga dari Allah.
Tidak hanya untuk konteks beribadah saja, namun ikhlas harus diterapkan untuk semua kegiatan. Mulai dari sekolah, bekerja, mencuci dan lain-lain. Jika ikhlas sudah tertanam dalam hati, maka pekerjaan pun menjadi lebih ringan.
Demikianlah ceramah singkat saya hari ini, mohon maaf atas segala salah kata dan khilaf. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
10. Ceramah Singkat tentang Ikhlas X
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua. Puja dan puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan nikmat-Nya kita semua bisa berkumpul pada hari ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk pengikut yang akan mendapat syafaat di akhirat kelak.
Hadirin yang saya hormati, pada kesempatan pagi ini saya akan berdakwah singkat tentang ikhlas. Ikhlas ada banyak macamnya, mulai dari ikhlas bekerja, ikhlas beribadah, ikhlas beramal dan lain-lain. Dari semua jenis ikhlas, yang paling utama dan penting yaitu ikhlas dalam beribadah. Hal ini sudah tercatat dalam Al-Quran surat Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Arti: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar),".
Pada surat Al-Bayyinah menjelaskan tentang ikhlas beribadah dan beragama. Apabila dalam beribadah tidak dilandasi dengan hati yang ikhlas, maka akan membuat hidup menjadi runyam.
Dalam beramal, kita akan mendapat pahala yang besar serta balasan yang berlipat ganda. Semua itu bisa kita dapatkan dengan catatan harus ikhlas karena Allah SWT bukan karena ingin mendapat pujian atau terlihat baik di hadapan orang-orang.
Setelah mengetahui arti penting berikhlas, maka dari sekarang kita semua harus mulai menanamkan rasa ikhlas dalam hati saat beribadah. InsyaAllah Allah akan melapangkan semua. Allahumma Aamiin.
Sekian ilmu yang bisa saya bagikan pagi ini. Kurang lebihnya mohon dimaafkan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Itulah 10 contoh ceramah singkat tentang ikhlas yang dapat kamu jadikan sebagai referensi; menyentuh hati dan sanubari bukan?
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.