Tanjung Pinang, Sonora.Id - Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli dimaknai pemerintah provinsi Kepulauan Riau sebagai upaya untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat. Menggandeng Duta Baca Indonesia (DBI) lewat kegiatan Safari Literasi diharapkan mampu memberikan pengaruh dengan ajakan kampanye "Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat".
Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI, Ofy Sofiana, mengatakan bahwa upaya untuk mencerdaskan anak bangsa merupakan usaha seluruh elemen pemerintah dan masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan produk intelektual berupa bahan bacaan. Mengingat saat ini Indonesia masih menghadapi isu ketercukupan koleksi dan akses bahan bacaan yang belum merata.
“Isu tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra dan masyarakat untuk saling berkolaborasi dan bersinergi," ungkap Ofy pada kegiatan Safari Literasi DBI, Selasa, (25/7/2023).
Pemerintah daerah, lanjut Ofy, dalam hal ini memiliki kewajiban masyarakat untuk terus menulis, khususnya menulis tentang kearifan lokal Kepulauan Riau.
“Perpustakaan Nasional mendukung segala bentuk upaya yang ditempuh Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka pemenuhan bahan bacaan, akses terhadap sumber informasi, dan produktivitas guna menghasilkan buku-buku atau karya intelektual berbasis konten lokal," tuturnya.
Patut diketahui bahwa sejak 2006, Perpustakaan Nasional telah menetapkan strategi promosi pembudayaan kegemaran membaca dengan memilih Duta Baca Indonesia yang bertugas sebagai motivator pembudayaan kegemaran membaca kepada masyarakat sekaligus mengampanyekan, mengajak masyarakat luas agar terlibat aktif dalam kegiatan literasi.
“Masyarakat yang menulis adalah masyarakat yang membaca. Masyarakat yang membaca adalah masyarakat yang literat. Dan insyaAllah masyarakat yang literat adalah masyarakat yang sejahtera," jelas Ofy.
Yang menarik dari rangkaian Hari Besar Anak Nasional 2023 di Kepri adalah curhatan anak-anak Provinsi Kepri yang disuarakan di depan Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Dalam kesempatan tersebut, mereka menyuarakan sejumlah permohonan kepada pemda, seperti kemudahan akses pembuatan akte kelahiran anak, kartu identitas anak, melindungi data privasi anak, mengedukasi pola asuh ramah anak guna mencegah pergaulan bebas, meningkatkan pengawasan dan pengaturan jual beli rokok pada anak, optimalisasi wajib belajar 12 tahun, pemerataan akses transportasi sekolah terutama di daerah 3T, serta penyegeraan pembangunan sarana prasarana anak berkebutuhan khusus, hingga memfasilitasi mereka dalam segala aspek kehidupan mereka.
Mendengar aspirasi yang disampaikan, Gubernur Ansar mengaku akan membahasnya dengan serius. Ia mengatakan saat ini kita sedang berbicara mengenai incoming generation (generasi masa depan). Anak-anak hari ini adalah penentu masa depan, sebagai pelanjut tongkat estafet yang memberikan warna pada pembangunan.
"Oleh karena itu kita harus mempersiapkan mereka dengan baik. Kita akan berdosa apabila tidak bisa memberikan warna yang baik untuk mereka” terang beliau.
Arsab menegaskan program literasi ini menjadi suatu keniscayaan yang penting kita lakukan dan perhatikan bersama sama. Persoalan literasi bahkan gamblang masuk dalam road map pembangunan Kepri.