“Seperti yang dikatakan Sestama, urusan literasi menjadi perhatian kita, agar anak anak kita mempunyai kemampuan, kapasitas, kompetensi dengan kemandiriannya ke depan, ” terangnya.
Anas bin Malik dalam haditsnya mengatakan, "Ikatlah ilmu dengan menulisnya”. Hadis ini menunjukkan bahwa menulis merupakan cara terbaik bagi insan yang sedang menuntut ilmu. Agar ilmu yang di peroleh dapat lekat dalam ingatan hingga akhir hayat.
Dalam sejarah kesusasteraan Kepri, dikenal tokoh pujangga Melayu Raja Ali Haji yang hidup di abad 19, dan melahirkan kitab kenamaan Bustan Al Katibi. Dalam kitab tersebut, Raja Ali menyampaikan bahwa menulis adalah pekerjaan yang hebat. Bahkan, ketajaman pena sama seperti ketajaman pedang.
Kesadaran literasi memang harus di tanamkan di dunia parenting, misalnya dengan melakukan aktifitas menulis pada diri anak yang dipercaya mampu memberikan banyak manfaat.
Menulis adalah bentuk ekspresi dan aktualisasi diri. Menulis diyakini mampu meningkatkan skill berbahasa, memperkuat daya ingat. Konon, menulis juga memiliki manfaat memperpanjang umur.
Jangan diartikan secara harfiah, karena setiap penulis pasti akan mati, namun karyanya tidak akan pernah mati melampaui zaman, jelas Gubernur.
Duta Baca Indonesia Gol A Gong menitip pesan kepada generasi milenial (gen z) di Kepri.
"Anak-anak gen z harus terus mengupayakan untuk melestarikan kekayaan yang ada di Kepulauan Riau ini, seperti asal muasal Gurindam 12. Dengan kemudahan teknlogi yang ada saat ini, angkatlah kearifan lokal yang ada melalui media sosial, seperti tiktok, instagram, dan lain sebagainya," ujar Gong.
Cara ini, dinilai Gong adalah strategi untuk mengatasi rendahnya angka kunjungan datang ke perpustakaan. Di zaman sekarang, orang lebih mudah untuk mengakses bahan bacaan melalui internet.