c. Dekomposisi: Organisme dekomposer, seperti bakteri dan fungi, memecah bahan-bahan organik yang mati menjadi senyawa-senyawa sederhana, termasuk karbon dioksida, yang kemudian akan dilepaskan kembali ke lingkungan.
d. Pembentukan Batu Karbonat: Di laut, organisme seperti plankton dan moluska menggunakan karbon dioksida untuk membentuk cangkang atau kerang yang terbuat dari kalsium karbonat. Ketika mereka mati, cangkang mereka jatuh ke dasar laut dan akhirnya membentuk lapisan batu karbonat.
Baca Juga: PLN Jalin Kolaborasi Dengan Jepang Matangkan Skema JETP
e. Pembentukan Fosil: Proses ini melibatkan peristiwa pengawetan sisa-sisa organisme yang mati di lapisan tanah atau batuan selama jutaan tahun. Karbon dalam sisa-sisa tersebut kemudian terperangkap dalam bentuk batu bara, minyak bumi, atau gas alam.
4. Pengaruh Manusia pada Siklus Karbon
Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah menyebabkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida dalam atmosfer.
Kenaikan kadar CO2 menyebabkan efek rumah kaca, yang berdampak pada perubahan iklim global dan pemanasan global.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga keseimbangan siklus karbon alami.
Siklus karbon adalah proses kompleks yang mengatur perpindahan karbon di Bumi. Karbon diambil dari atmosfer melalui fotosintesis dan kembali dilepaskan ke atmosfer melalui respirasi dan dekomposisi.
Siklus ini sangat penting bagi kehidupan di Bumi, tetapi juga rentan terhadap gangguan akibat aktivitas manusia.
Untuk menjaga keseimbangan lingkungan, penting bagi kita untuk mengurangi jejak karbon dan menghargai peran penting siklus karbon dalam ekosistem kita.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.