Banjarmasin, Sonora.ID - Kasus penusukan yang menimpa siswa salah satu SMA Negeri di Banjarmasin baru-baru ini, mendapat sorotan dari legislatif.
Apalagi pelaku dan korban sama-sama masih di bawah umur dan peristiwa terjadi di lingkungan sekolah.
Ditemui di ruang kerjanya, Selasa (01/08) siang, Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Saifuddin, mengaku prihatin dengan kejadian tersebut.
"Sekolah yang semestinya jadi wadah mereka belajar dan pengembangan diri, dengan kejadian kemarin justru mencoreng dunia pendidikan di Kalimantan Selatan," tuturnya.
Baca Juga: MTQ Nasional Tingkat Provinsi Kalsel Berakhir, PLN Sukses Jaga Pasokan Listrik Selama Perhelatan
Ia menegaskan, meskipun masuk ranah kriminal, tapi hal ini merupakan tanggung jawab semua pihak, terutama untuk mengantisipasi terulangnya kejadian serupa.
Salah satunya dengan menekan risiko terjadinya tindakan perundungan atau bullying terhadap sesama rekan pelajar, seperti yang jadi alasan penusukan di sekolah tersebut.
Pendidikan karakter dinilainya menjadi nilai penting agar peserta didik dapat punya rasa empati kepada rekannya serta menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan.
Mengingat, dampak dari perundungan terbilang fatal, khususnya bagi psikis korban.
"Kita tidak ingin lagi ada praktik-praktik negatif yang dilakukan sekelompok peserta didik yang mengakibatkan temannya merasa di-bully atau disisihkan," jelas Lutfi.
Politikus Partai Gerindra ini juga mengaku setuju dengan adanya wacana psikotes bagi calon peserta didik baru, untuk memastikan kondisi psikologinya.
Bukan untuk mendiskriminasi, melainkan untuk mengetahui masalah apa yang pernah dialami oleh yang bersangkutan. Sehingga sekolah dapat memiliki gambaran dan pedoman untuk mengatasi risiko konflik yang berpotensi terjadi.
Baca Juga: Didukung 13 DPD, DPW Gelora Kalsel Usulkan Prabowo Jadi Capres 2024
"Kegiatan pengenalan sekolah juga harus jadi acara yang menyenangkan, bukan menjadi ajang perundungan," tegasnya.
Seperti diketahui, publik dikejutkan dengan kasus penusukan yang terjadi pada siswa salah satu SMA Negeri di Banjarmasin.
Penusukan berlangsung pada pagi hari, sesaat sebelum Kegiatan Belajar dan Mengajar.
Pelaku yang masih duduk di bangku kelas 10 menusukkan pisau kepada korban karena mengaku sakit hati akibat terus dirundung.
Korban dan pelaku sudah sejak SD sekolah di tempat yang sama dan baru pada tahun ini sama-sama menjadi siswa baru di salah satu SMA Negeri favorit di Banjarmasin meskipun beda kelas.
Peristiwa itu sempat terekam CCTV di kelas dan saat ini korban masih menjalani perawatan insentif di RSUD Ulin Banjarmasin.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.