Mengenal Teks Laporan Hasil Observasi: Pengertian, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

2 Agustus 2023 14:30 WIB
Ilustrasi Teks Laporan Hasil Observasi
Ilustrasi Teks Laporan Hasil Observasi ( freepik.com)

Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi

Terdapat enam tujuan dari penulisan teks laporan hasil observasi yang dilakukan oleh seorang pengamat, yakni:

  1. Mengetahui perkembangan suatu persoalan dan bahan evaluasi untuk kegiatan berikutnya
  2. Memahami dan mengatasi suatu persoalan yang diamati
  3. Sebagai acuan dalam mengambil keputusan yang efektif dan dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan dari fakta-fakta yang tersedia
  4. Bentuk pengawasan
  5. Menjadi data historis tentang perjalanan dan pengembangan unit terkait yang diteliti
  6. Menemukan sebuah teknik atau cara baru dalam menyelesaikan suatu persoalan

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Para penulis tentu wajib mengetahui struktur teks laporan hasil observasi agar tidak terjadi kesalahan selama menulis, yakni:

  1. Judul, penulis disarankan untuk memberikan judul yang mewakili informasi dan hasil observasi
  2. Pernyataan umum, berisikan latar belakang atau asal usul suatu penjelasan yang dituliskan secara umum
  3. Deskripsi bagian dan manfaat, penulis memberikan pemahaman terhadap para pembaca
  4. Kesimpulan, berisikan garis besar atau isi dari hasil observasi penelitian

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Agar kamu memahami teks laporan hasil observasi dengan baik, kamu bisa menyimak beberapa contoh teksnya berikut ini, yaitu:

Baca Juga: 4 Struktur Teks Eksposisi Beserta Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh

1. Mengamati Perkembangan Hidup Katak

Katak berawal dari telur yang berkembang selama kurang lebih tiga minggu. Seekor katak betina bisa menghasilkan hingga 20.000 butir telur dalam tiga kali reproduksi. Telur yang berhasil menetas kemudian akan menjadi kecebong.

Fase kecebong ini berlangsung bersama lima minggu, hingga kecebong-kecebong tersebut kemudian memiliki kaki. Ketika telah memiliki kaki, kecebong akan disebut sebagai katak muda.

Fase katak muda ini berlangsung selama tiga minggu, hingga akhirnya katak muda menjadi katak dewasa. Ketika telah menjadi katak dewasa, ekor secara perlahan akan menyusut. Proses pertumbuhan katak secara keseluruhan memakan waktu sekitar 11 minggu setelah induk katak bertelur.

Katak dewasa akan memiliki paru-paru yang berfungsi sebagai alat pernapasan di daratan, mereka juga akan memiliki selaput di sela-sela jari kakinya. Katak dapat hidup di dua tempat, yakni air dan daratan, sehingga katak tergolong ke dalam hewan amfibi (dapat hidup di dua alam).

2. D'topeng Museum Angkut

D'topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D'topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D'topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.

Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.

Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D'topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D'topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (Tiongkok) yang sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.

Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D'topeng ini juga dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D'topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan ilegal.

3. Komodo

Komodo merupakan hewan sejenis reptil besar yang berkaki empat dan wujudnya menyerupai kadal-kadal-an. Bedanya, ukuran hewan ini sangatlah besar. Komodo merupakan hewan langka yang sudah masuk kategori dilindungi. Komodo sudah dicanangkan menjadi satwa nasional bagi negeri ini.

Jika dilihat dari jauh dan dilihat sekilas, komodo tampak seperti biawak biasa. Tetapi, ketika perhatikan dengan saksama, binatang ini ukurannya jauh lebih besar dari biawak. Panjang tubuhnya bisa mencapai tinggi rata-rata orang indonesia, atau sekitar 165 cm. Panjang ekornya setara panjang badannya sehingga membuat panjang total hewan ini menjadi sekitar tiga meter lebih. Komodo memiliki badan yang panjang, lebih besar dari kepalanya.

Kepalanya agak memanjang, mirip dengan reptil pada umumnya. Matanya kecil dan berwarna. Mulutnya agak memanjang. Giginya banyak, menyelimuti rahang di sekujur rahangnya. Gigi Komodo cukup panjang dan sangat tajam. Lidahnya yang berwarna kuning sering menjulur keluar dan bercabang pada tepiannya.

Kulitnya bersisik dan tampak keras, namun memiliki pola yang Indah. Warna kulitnya cokelat kehitam-hitaman dengan sedikit bias kuning keemasan. Pada bagian leher terdapat lipatan-lipatan kulitnya yang bersisik. Lipatan tersebut ditemukan pula di bagian ketiak depan dan lipatan paha bagian belakang. Bagian punggung ekornya bersisik menyerupai gergaji dengan arah miring ke belakang.

Cakar komodo sangatlah tajam dan menukik. Bentuknya mirip cakar burung elang. Warnanya hitam legam dan biasa digunakan untuk bertarung melawan mangsanya.

Binatang ini boleh dibilang hewan yang menyeramkan, namun memiliki sisik yang indah dan bertubuh kekar dan gagah. Komodo merupakan satu di antara satwa nasional yang harus dipertahankan sebagai salah satu bukti nyata kekayaan negeri ini.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm